Nama : Jaswan Laurensius Sitepu
Kelas : 1IC11
NPM : 25414606
NPM : 25414606
MASYARAKAT PERKOTAAN DAN PEDESAAN
A. PENGERTIAN MASYARAKAT
Masyarakat
dalam arti luas merupakan keseluruhan hubungan-hubungan dalam hidup
bersama dan tidak dibatasi oleh lingkungan, bangsa dan sebagainya.
Masyarakat dalam arti sempit yaitu sekelompok manusia yang dibatasi oleh
aspek-aspek tertentu misalnya teritorial, bangsa, golongan dsb.
Dari definisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa masyarakat harus mempunyai syarat- syarat seperti :
- Harus ada pengumpulan manusia
- Telah bertempat tinggal dalam waktu lama disuatu daerah tertentu
- Adanya aturan atau undang-undang yang mengatur mereka untuk menuju kepada kepentingan dan tujuan bersama.
Dipandang dari cara terbentuknya, masyarakat dapat dibagi dalam :
- Masyarakat paksaan : negara, tawanan
- Masyarakat merdeka
- masyarakat
natur, masyarakat yang terjadi dengan sendirinya seperti gerombolan
(horde), suku (stam) yang bertalian karena hubungan darah.
-
masyarakat kultur, masyarakat yang terjadi karena kepentingan keduniaan
atau kepercayaan, contoh koperasi, kongsi perekonomian, gereja dsb.
B. MASYARAKAT PERKOTAAN
Masyarakat
perkotaan sering disebut juga sebagai urban community, pengertian
masyarakat kota lebih ditekankan pada sifat-sifat kehidupan seta
ciri-ciri kehidupan yang berbeda dengan masyarakat pedesaan. Ada
beberapa ciri yang menonjol pada masyarakat kota yaitu :
- Kehidupan keagaamaan kurang apabila dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di pedesaan
- Pada umumnya orang kota mengurus dirinya sendiri tanpa bergantung pada orang lain. Kehidupan keluarga dikota sukar untuk disatukan karena perbedaan kepentingan, agama, paham politik dsb.
- Pembagian kerja dalam masyarakat kota jauh lebih tegas dan mempunyai batas-batas nyata.
- Kemungkinan mendapatkan pekerjaan lebih banyak diperoleh.
- Jalan pikiran yang rasional, menyebabkan interaksi yang terjadi lebih didasarkan pada kepentingan daripada faktor pribadi.
- Jalan kehidupan yang cepat di kota menyebabkan pentingnya faktor waktu bagi warga kota.
- Perubahan-perubahan sosial tampak dengan nyata sebab kota lebih terbuka dalam menerima pengaruh dari luar.
Perbedaan desa dengan kota
Dalam menentukan suatu masyarakat sebagai kota atau desa dapat dilihat dari ciri-cirinya seperti :
- Jumlah kepadatan peduduk, kota memiliki penduduk yang lebih banyak daripada desa.
- Lingkungan hidup di pedesaan terasa lebih dekat dengan alam bebas, lingkungan perkotaan sebagian besar dilapisi beton dan aspal.
- Mata pencaharian masyarakat desa berada pada sektor ekonomi primer yaitu bidang agraris, sedangkan kota sektor ekonomi sekunder yaitu industri, dan ekonomi tersier yaitu bidang pelayanan jasa.
- Corak kehidupan sosial di desa masih homogen, sebaliknya di kota sangat heterogen karena disana saling bertemu suku bangsa, agama, kelompok dan masing-masing memliki kepentingan berlainan.
- Stratifikasi sosial di kota jauh lebih komplek dibanding desa. Misalnya mereka yang memiliki keahlian pekerjaan yang memerlukan banyak pemikiran memiliki kedudukan dan upah yang tinggi dibanding tenaga kasar. Hal ini berakibat perbedaan yang menyolok antara kaya dan miskin.
- Mobilitas sosial di kota jauh lebih tinggi dibanding desa, baik secara vertikal yaitu perpindahan kedudukan yang lebih tinggi atau rendah, maupun perpindahan kedudukan yang setingkat atau horizontal.
- Pola interaksi pada masyarakat pedesaan adalah motif-motif sosial, dalam interaksi sosial selalu diusahakan agar kesatuan sosial tidak terganggu, konflik atau pertentangan sosial sebisa mungkin dihindarkan. Sebaliknya pada masyarakat perkotaan dalam interaksi lebih dipengaruhi oleh ekonomi daripada motif sosial. Selain itu juga motif non sosial seperti politik, pendidikan.
- Solidaritas sosial di desa lebih tinggi dibanding kota
- Sedangkan dalam hirarki sistem administrasi nasional kedudukan kota lebih tinggi daripada desa, semakin tinggi kedudukan suatu kota dalam hirarki tersebut maka kompleksitasnya semakin meningkat/ makin banyak kegiatan disana.
C. MASYARAKAT PEDESAAN
PENGERTIAN PEDESAAN/DESA
Menurut
Sutarjo Kartohadikusuma adalah satu kesatuan hukum dimana bertempat
tinggal suatu masyarakat pemerintahan sendiri. Menurut bintarto, desa
merupakan perwujudan kesatuan geografi, sosial, ekonomi, politik, dan
cultural yang terdapat di suatu daerah dalam hubungan dan pengaruhnya
secara timbal balik dengan daerah lain. Sedangkan menurut Paul H. Landis
desa adalah penduduknya kurang dari 2.500 jiwa dengan ciri-ciri :
- Mempunyai pergaulan hidup yang saling mengenal antara rbuan jiwa
- Ada pertalian perasaan yang sama tentang kesukaan terhadap kebiasaan
- Cara berusaha (ekonomi) adalah agraris, yang dipengaruhi oleh iklim, keadaan alam, kekayaan alam, sedang pekerjaan yang bukan agraris adalah bersifat sampingan.
Secara umum yang menjadi ciri-ciri masyarakat pedesaan antara lain :
- Antara warga mempunyai hubungan yang mendalam dan erat bila dibandingkan dengan masyarakat di luar batas-batas wilayahnya
- Sistem kehidpan umumnya berkelompok denagan dasar kekeluargaan (gemeinscharft atau paguyuban)
- Sebagian warga masyarakat pedesaan hidup dari pertanian, pekerjaan yang bukan pertanian merupakan pekerjaan part time sebagai pengisi waktu luang.
- Masyarakat homogen seperti dalam mata pencaharian, agama, adat istiadat dsb.
b. Hakikat dan Sifat Masyarakat Pedesaan
Masyarakat
desa yang agraris dipandang sebagai masyarakat yang tenang, hal itu
terjadi karena sifat keguyuban/ gemeinscharft sehingga oleh orang kota
dianggap sebagai tempat untuk melepaskan lelah.
Tetapi dalam masyarakat desa terdapat pula perbedaan pendapat atau paham yang menyebabkan ketegangan sosial, yaitu :
- Konflik/ pertengkaran, pertengkaran biasanya berkisar masalah sehari-hari/ rumah tangga juga pada masalah kedudukan dan gengsi, perkawinan dsb.
- Kontroversi/ pertentangan, disebabkan oleh perubahan konsep-konsep kebudayaan/ adat istiadat, psikologi atau dalam hubungannya dengan guna-guna/ black magic.
- Kompetisi/ persaingan, dapat besifat positif maupun negatif. Positif bila wujudnya saling meningkatkan prestasi dan produksi, negatif bila berhenti pada sifat iri.
c. Kegiatan Pada Masyarakat Pedesaan
Masyarakat
pedesaan mempunyai penilain yang tinggi terhadap mereka yang dapat
bekerja keras tanpa bantuan orang lain. Jadi masyarakat pedesaan bukan
masyarakat yang senang diam tanpa aktivitas. Pada umumnya masyarakat
desa sudah bekerja dengan keras tetapi para ahli lebih memberikan
perangsang yang dapat menarik aktivitas masyarakat pedesaan, dan menjaga
agar cara dan irama bekerja bisa efektif dan efisien serta kontinyu
(diusahakan mengisi waktu-waktu kosong bekerja karena keadaan musim/
iklim di indonesia)
d. Sistem Nilai dan Budaya Petani Indonesia
Sistem nilai budaya petani Indonesia antara lain sebagai berikut :
- Petani Indonesia terutama di Jawa menganggap kehidupan adalah hal yang buruk dan kesengsaraan sehingga mereka berlaku prihatin dan berusaha dan ikhtiar.
- Mereka beranggapan bahwa orang bekerja untuk hidup dan kadang-kadang mencapai kedudukan.
- Mereka beorientasi pada masa sekarang, kurang mempedulikan masa depan.
- Mereka menanggap alam tidak menakutkan, bila ada bencana hanya merupakan sesuatu yang wajib diterima. Mereka cukup menyesuaikan diri dengan alam dan kurang usaha untuk menguasainya.
- Untuk menghadapi alam mereka cukup dengan bergotong-royong, mereka sadar bahwa dalam hidup pada hakikatnya tergantung pada sesama.
D. ASPEK POSITIF DAN NEGATIF
Untuk
menunjang aktivitas serta memberikan suasana aman, tenteram, nyaman,
bagi warganya, kota diharuskan menyediakan fasilitas kehidupan dan
mengatasi berbagai masalah yang timbul sebagai akibat warganya.Suatu lingkungan perkotaan seyogyanya mengandung 5 unsur yang meliputi :
- Wisma, mengembangakan daerah perumahan sesuai dengan pertambahan penduduk serta memperbaiki lingkungan perumahan yang telah ada.
- Karya, yaitu penyediaan lapangan kerja. Dapat dilakukan dengan enyediaan ruang untuk kegiatan perindustrian, perdagangan, pelabuhan, terminal serta kegiatan lain.
- Marga, unsur ini merupakan ruang perkotaan yang berfungsi untuk menyelenggarakan hubungan antara suatu tempat dengan tempat lain dalam kota atau dengan kota-kota daerah lainnya. Dalam unsur ini termasuk :
- Memenuhi kebutuhan penduduk akan fasilitas hiburan, rekreasi, pertamanan, kebudayaan dan kesenian.
- Penyempurnaan yaitu unsur yang merupakan bagian penting bagi kota, termasuk fasilitas keagamaan, perkuburan kota, fasilitas pendidikan dan kesehatan, jaringan utilitas/ keperluan umum.
- Menekan angka kelahiran
- Mengalihkan pusar pembangunan pabrik/industri ke pinggir kota\
- Membendung urbanisasi
- Membangun kota satelit
- Meningkatkan fungsi dan peranan kota-kota kecil atau desa-desa yang telah ada disekitar kota besar
- Transmigrasi bagi warga yang miskin dan tidak mempunyai pekerjaan
E. HUBUNGAN ANTARA MASYARAKAT PERKOTAAN DAN PEDESAAN
Masyarakat
pedesaan dan perkotaan adalah dua komunitas yang saling membutuhkan. Di
antara keduanya terdapat hubungan yang erat dan bersifat ketergantungan
karena keduanya saling membutuhkan satu sama lain. Masyarakat kota
bergantung pada masyarakat desa dalam memenuhi kebutuhannya akan bahan –
bahan pangan seperti beras, sayur- mayur, daging dan ikan. Desa juga
merupakan sumber tenaga pekerja kasar bagi jenis – jenis pekerjaan
tertentu yang dibutuhkan untuk bekerja di kota. Mereka ini biasanya
adalah pekerja – pekerja musiman. Pada saat musim tanam, mereka sibuk
bekerja di sawah dan selagi menunggu masa panen, mereka mencari
pekerjaan lain untuk mencari tambahan penghasilan.
Sebaliknya,
masyarakat kota menghasilkan barang-barang yang diperlukan juga oleh
masyarakat yang berada di desa seperti pakaian, alat elektronik,
obat-obatan, dan lain sebagainya. Di kota juga tersedia tenaga kerja
yang siap melayani dalam bidang jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat
desa, misalnya saja tenaga – tenaga di bidang medis atau kesehatan,
permesinan, elektronika dan alat transportasi. Serta tenaga yang mampu
memberikan bimbingan dalam upaya peningkatan hasil budi daya pertanian,
peternakan ataupun perikanan darat.
F. PERBEDAAN MASYARAKAT PEDESAAN DAN MASYARAKAT PERKOTAAN
Masyarakat
pedesaan kehidupannya berbeda dengan masyarakat perkotaan.
Perbedaan-perbedaan ini disebabkan adanya perbedaan yang mendasar dari
keadaan lingkungan, yang mengakibatkan adanya dampak terhadap
personalitas dan segi-segi kehidupan. Untuk menjelaskan perbedaan atau
ciri-ciri dari kedua masyarakat tersebut dapat ditelusuri dalam hal
sebagai berikut:
1. Lingkungan Umum dan Orientasi Terhadap Alam
Masyarakat pedesaan berhubungan kuat
dengan alam, disebabkan oleh lokasi geografisnya di daerah desa. Mereka
sulit “mengontrol” kenyataan alam yang dihadapinya, padahal bagi petani
realitas alam ini sangat vital dalam menunjang kehidupannya.
2. Pekerjaan atau Mata Pencaharian
Pada umumnya mata pencaharian daerah
pedesaan adalah bertani. Mata pencaharian berdagan merupakan mata
pencaharian sekunder. Sedangkan di masyarakat kota, mata pencaharian
cenderung ,menjadi terspesialisasi, dan spesialisasi itu sendiri dapat
dikembangkan.
3. Ukuran Komunitas
Komunitas pedesaan biasanya lebih kecil dari komunitas perkotaan.
4. Kepadatan Penduduk
Penduduk desa kepadatan penduduknya lebih rendah dibandingkan dengan kepadatan penduduk perkotaan.
5. Homogenitas dan Heterogenitas
Homogenitas atau persamaan dalam
ciri-ciri social dan psikologis, bahasa, kepercayaan, adat-istiadat, dan
perilaku sering nampak pada masyarakat pedesaan bila dibandingkan
dengan masyarakat perkotaan. Di kota sebaliknya, penduduknya heterogen,
terdiri dari orang-orang dengan macam-macam subkultur, kesenangan,
kebudayaan dan mata pencaharian.
6. Diferensiasi Sosial
Keadaan heterogen dari penduduk kota
berindikasi pentingnya derajat yang tinggi di dalam diferensiasi social.
Kenyataan ini bertentangan dengan bagian-bagian kehidupan di masyarakat
pedesaan.
7. Pelapisan Sosial
Ada beberapa perbedaan “pelapisan sosial
tak resmi” antara masyarakat kota dan masyarakat desa, namun di sini
saya akan memberikan satu contoh saja, yaitu pada masyarakat desa,
kesenjangan (gap) antara kelas eksterm dalam piramida sosial tidak
terlalu besar, sedangkan pada masyarakat kota jarak antara kelas eksterm
yang kaya dan miskin cukup besar.
8. Mobilitas Sosial
Mobilitas sosial berkaitan dengan
perpindahan atau pergerakkan suatu kelompok sosial ke kelompok sosial
lainnya, terjadinya peristiwa mobilitas sosial demikian disebabkan oleh
penduduk kota yang heterogen. Dengan demikian, maka mobilitas sering
terjadi di perkotaan dibandingkan dengan di pedesaan.
9. Interaksi Sosial
Tipe interaksi sosial di kota dengan di desa perbedaannya sangat kontras, baik aspek kualitasnya maupun kuantitasnya.
10. Pengawasan Sosial
Tekanan sosial oleh masyarakat di
pedesaan lebih kuat karena kontaknya yang bersifat pribadi dan ramah
tamah (informal). Di kota pengawasan sosial lebih bersifat formal,
pribadi, kurang “terkena” aturan yang ditegakkan.
11. Pola Kepemimpinan
Menentukan kepemimpinan di pedesaan cenderung banyak ditentukan oleh kualitas pribadi dari individu dibandingkan dengan kota.
12. Standar Kehidupan
Di kota, dengan konsentrasi dan jumlah
penduduk yang padat, tersedia dan ada kesanggupan untuk memenuhi
kebutuhan dan fasilitas-fasilitas yang membahagiakan kehidupan,
sedangkan di desa terkadang tidak demikian.
13. Kesetiakawanan Sosial
Kesetiakawanan sosial atau kesatuan dan
kepaduan pada masyarakat pedesaan merupakan akibat dari sifat-sifat yang
sama, persamaan dalam pengalaman, tujuan yang sama, di mana bagian dari
masyarakat pedesaan hubungan pribadinya bersifat informal dan tidak
bersifat kontrak sosial (perjanjian).
14. Nilai dan Sistem Nilai
Nilai dan system nilai di desa dengan di
kota berbeda, dan dapat diamati dalam kebiasaan, cara, dan norma yang
berlaku. Pada masyarakat pedesaan, misalnya mengenai nilai-nilai
keluarga masih berperan. Dalam hal ini masyarakat kota bertentangan atau
tidak sepenuhnya sama dengan sistem nilai desa.
c. Perbedaan desa dengan kota
Dalam menentukan suatu masyarakat sebagai kota atau desa dapat dilihat dari ciri-cirinya seperti :
- Jumlah kepadatan peduduk, kota memiliki penduduk yang lebih banyak daripada desa.
- Lingkungan hidup di pedesaan terasa lebih dekat dengan alam bebas, lingkungan perkotaan sebagian besar dilapisi beton dan aspal.
- Mata pencaharian masyarakat desa berada pada sektor ekonomi primer yaitu bidang agraris, sedangkan kota sektor ekonomi sekunder yaitu industri, dan ekonomi tersier yaitu bidang pelayanan jasa.
- Corak kehidupan sosial di desa masih homogen, sebaliknya di kota sangat heterogen karena disana saling bertemu suku bangsa, agama, kelompok dan masing-masing memliki kepentingan berlainan.
- Stratifikasi sosial di kota jauh lebih komplek dibanding desa. Misalnya mereka yang memiliki keahlian pekerjaan yang memerlukan banyak pemikiran memiliki kedudukan dan upah yang tinggi dibanding tenaga kasar. Hal ini berakibat perbedaan yang menyolok antara kaya dan miskin.
- Mobilitas sosial di kota jauh lebih tinggi dibanding desa, baik secara vertikal yaitu perpindahan kedudukan yang lebih tinggi atau rendah, maupun perpindahan kedudukan yang setingkat atau horizontal.
- Pola interaksi pada masyarakat pedesaan adalah motif-motif sosial, dalam interaksi sosial selalu diusahakan agar kesatuan sosial tidak terganggu, konflik atau pertentangan sosial sebisa mungkin dihindarkan. Sebaliknya pada masyarakat perkotaan dalam interaksi lebih dipengaruhi oleh ekonomi daripada motif sosial. Selain itu juga motif non sosial seperti politik, pendidikan.
- Solidaritas sosial di desa lebih tinggi dibanding kota
- Sedangkan dalam hirarki sistem administrasi nasional kedudukan kota lebih tinggi daripada desa, semakin tinggi kedudukan suatu kota dalam hirarki tersebut maka kompleksitasnya semakin meningkat/ makin banyak kegiatan disana. https://aryanipuspitasaridevi.wordpress.com/2012/10/27/bab-v-masyarakat-pedesaan-dan-perkotaan/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar