Jumat, 24 Oktober 2014

Tugas ISD 4

TUGAS ILMU SOSIAL DASAR
PEMUDA DAN SOSIALISASI



Nama  : Jaswan Laurensius Sitepu
Kelas    : 1IC11
NPM    : 25414606







DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………….
BAB I                  : PENDAHULUAN………………………………………………………
1.1        Latar Belakang……………………………………………………………………..
1.2        Maksud dan Tujuan…………………………………………………………….
1.3        Rumusan Masalah……………………………………………………………….
1.4        Metode Penulisan………………………………………………………….
BAB II         : ISI………………………………………………………………………………….
2.1         Teori Dari Berbagai Sumber……………………………………………………..
2.2         Studi Kasus………………………………………………………………………………
2.3         Pembahasan…………………………………………………………………………….
BAB  III         : PENUTUP……………………………………………………………………….
 3.1         Kesimpulan…………………………………………………………………………….
3.2        Daftar Pustaka…………………………………………………………………………..

 BAB I
PENDAHULUAN
1.1         Latar Belakang
Pemuda adalah sosok individu produktif dan mempunyai karakter yang khas  seperti revolusioner, optimis, berpikiran maju, memiliki moralitas, dan sebagainya.
Namun, pemuda juga memiliki kelemahan yang mecolok yaitu kontrol diri dalam artian mudah emosional, sedangkan kelebihan pemuda yang paling menonjol adalah mau menghadapi perubahan, baik berupa perubahan sosial maupun kultural dengan menjadi pelopor perubahan itu sendiri.
Masalah-masalah pemuda yang dialami ini adalah bentuk pendewasaan seseorang serta penyesuaian diri suatu individu terhadap lingkungan sosial yang dihadapinya. Pemuda akan mengalami proses sosial yang dimulai dari lingkungan keluarga berlanjut ke lingkungan sekolah atau pelajar hingga pemuda nantinya akan menjalani kehidupan bermasyarakat. Proses sosial tersebut disebut juga dengan sosialisasi, proses sosialisasi itu berlangsung sejak anak ada di dunia dan terus akan berproses hingga mencapai titik kulminasi.

1.2         Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengertian pemuda dan pengertian sosialisasi dan internalisasi pemuda serta peranan sosial pemuda itu sendiri.

1.3         Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka dapat ditentukan rumusan masalah dalam makalah ini seperti:
1.      Bagaimana pengertian pemuda
2.      Bagaimana pengertian sosialisasi
3.      Bagaimana gambaran sosialisasi pemuda
4.      Bagaimana peranan sosial pemuda di masyarakat

1.4        Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah menggunakan metode pustaka yaitu penulis menggunakan media pustaka dalam penyusunan makalah ini.





BAB II
ISI

2.1  Teori Dari Berbagai Sumber

1.Princeton mendefinisikan kata pemuda (youth) dalam kamus Webstersnya sebagai “the time of life between childhood and maturity; early maturity; the state of being young or immature or inexperienced; the freshness and vitality characteristic of a young person”.
Sedangkan dalam kerangka usia, WHO menggolongkan usia 10 – 24 tahun sebagai young people, sedangkan remaja atau adolescence dalam golongan usia 10 -19 tahun. Contoh lain di Canada dimana negara tersebut menerapkan bahwa “after age 24, youth are no longer eligible for adolescent social services

2. Sejarawan Taufik Abdullah (1995) memandang pemuda atau generasi muda adalah konsep-konsep yang sering mewujud pada   nilai-nilai herois-nasionalisme.
3. Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental, emosional sosial dan fisik (Hurlock, 1992). Pasa masa ini sebenarnya tidak mempunyai tempat yang jelas karena tidak termasuk golongan anak tetapi tidak juga golongan dewasa atau tua.
Seperti yang dikemukakan oleh Calon (dalam Monks, dkk 1994) bahwa masa remaja menunjukkan dengan jelas sifat transisi atau peralihan.
karena remaja belum memperoleh status dewasa dan tidak lagi memiliki status anak. Menurut Sri Rumini & Siti Sundari (2004: 53) masa remaja adalah peralihan dari masa anak dengan masa dewasa yang mengalami perkembangan semua aspek/ fungsi untuk memasuki masa dewasa.

4.
Masa remaja berlangsung antara umur 12 tahun sampai dengan 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai dengan 22 tahun bagi pria. Sedangkan menurut Zakiah Darajat (1990: 23) adalah:
masa peralihan diantara masa kanak-kanak dan dewasa. Dalam masa ini anak mengalami masa pertumbuhan dan masa perkembangan fisiknya maupun perkembangan psikisnya. Mereka bukanlah anak-anak baik bentuk badan ataupun cara berfikir atau bertindak, tetapi bukan pula orang dewasa yang telah matang.


2.2  Studi Kasus

SOSIAL MEDIA SEBAGAI ALAT PERJUANGAN PEMUDA
28 October 2011 | 19:20
 pula Indonesia berhasil keluar dari cengekraman pemimpin otoriter di tahun 1966 dan 1998. Melihat track record pemuda Indonesia yang gilang gemilang, sudah menjadi kewajiban kita untuk meneruskannya. Pemuda Indonesia adalah motor penggerak yang hakiki. Pemuda berjuang mengawal pemerintahan yang bersih, membela keadilan yang semakin jarang ditemukan di negeri ini.
Pemuda mengawal perubahan lewat caranya sendiri. Pemuda di tahun 1928 menunjukkan eksistensinya dengan berorganisasi, sementara pemuda di tahun 1966 dan 1998 menuntut perubahan lewat konsolidasi massa yang turun ke jalan. Kini dengan semakin majunya zaman, jalan yang dipilih sebagai sarana berjuang juga semakin banyak.
Salah satu media perjuangan pemuda kontemporer adalah lewat sosial media. Dunia maya yang awalnya hanya sebagai alat pencari informasi maupun kesenangan ternyata juga dapat digunakan sebagai alat pergerakan. Reformasi di Tunisia bisa menjadi contoh. Tidak akan pernah terbayangkan sebelumnya bahwa perubahan rezim di salah satu negara di Afrika Utara tersebut salah satunya diawali lewat dunia maya. Akibat sistem ekonomi yang tidak menguntungkan rakyat, para pemuda membangun jejaring untuk melakukan perubahan lewat sosial media seperti facebook, twitter maupun blog. Walaupun pemerintah kemudian melarang penggunaan media-media tersebut, bahkan menangkapi para blogger yang dikenal kritis, namun perjuangan menuntut perubahan tetap berjalan hingga akhirnya presiden Zine El Abidine Ben Ali mundur.
tidak kita dapat mengambil contoh positif dari penggunaan sosial media. Karena peran generasi muda Tunisia dan pemanfaatan sosial media sebagai sarana perjuangan maka perubahan yang dikehendaki sebagian besar masyarakat Tunisia dapat terealisasi.
Pemanfaatan sosial media sebagai atal perjuangan pemuda merupakan hal yang vital. Ketika media konvensional sudah menjadi alat sekelompok elit untuk menyebarkan agenda kepentingannya atau menjadi alat pengeruk rupiah bagi para kapitalis, maka sosial media menjadi sarana penyedia informasi yang independen. Semua orang bisa terlibat di dalamnya karena sosial media bersifat bias kepemilikan.
Inilah yang harus mampu dimanfaatkan para generasi muda. Apalagi para pemuda yang memiliki gagasan untuk maju harus bertarung dengan kaum elit yang memiliki lebih banyak modal untuk menang seperti modal kekuasaan, modal keuangan, maupun modal kekerasan yang sah. Melalui dunia maya sisi lain dari dinamika kehidupan di negeri ini bisa menjadi konsumsi publik. Sosial media menjadi tempat terkuaknya permasalahan yang luput dari pemberitaan media.
Dunia maya juga menjadi tempat yang tepat untuk memperlihatkan eksistensi. Pemuda bisa mengungkapkan gagasannya dengan bebas. Pemuda bisa menuliskan ide-idenya tanpa harus dimuat di media massa besar karena sudah memiliki media alternatif yang siap menampung setiap kata-katanya. Dari sinilah generasi muda diharapkan berperan aktif dalam perubahan zaman.
kebenaran dan bersikap kritis melalui situs jejaring sosial maupun blog, kita sebenarnya telah ikut berperan seperti pemuda-pemuda Indonesia di setiap zaman.
Salah satu bentuk kesuksesan dalam perjuangan melalui pemanfaatan sosial media ada dalam kasus Prita Mulyasari. Prita yang awalnya hanya curhat di blog pribadinya tentang pelayanan buruk yang diterima saat dirawat di salah satu rumah sakit justru berakibat pada ancaman hukuman karena dianggap mencemarkan nama baik rumah sakit tersebut.
Salah satu bentuk kesuksesan dalam perjuangan melalui pemanfaatan sosial media ada dalam kasus Prita Mulyasari. Prita yang awalnya hanya curhat di blog pribadinya tentang pelayanan buruk yang diterima saat dirawat di salah satu rumah sakit justru berakibat pada ancaman hukuman karena dianggap mencemarkan nama baik rumah sakit tersebut.
Vonis yang mengancam Prita akibat curhatannya dianggap oleh sebagian besar masyarakat sebagai hukuman yang mengada-ada. Kasus yang menimpa Prita seperti menjadi bukti buruknya sistem penegakan hukum di negeri ini. Para aparat penegak hukum bukannya membela yang benar justru membela yang berkuasa. Apalagi dalam perkembangannya muncul desas desus bahwa para penegak hukum mendapat layanan khusus dari rumah sakit yang menggugat Prita untuk memenangkan kasusnya.
dimaksudkan untuk menggalang uang dari masyarakat. Koin Untuk Prita menjadi media masyarakat dalam memberikan dukungan moral sekaligus simbol perlawanan terhadap para pemilik kewenangan di negeri ini yang bertindak semena-mena.
Selain kasus Prita, kasus kriminalisasi yang menimpa Bibit-Candra, dua pimpinan KPK juga dapat dikategorikan sebagai keberhasilan sosial media sebagai sarana perjuangan. Lagi-lagi, berkat pembentukan akun facebook “Gerakan Tolak Kriminaisasi KPK” dan disertai aksi turun ke jalan mendukung Bibit-Candra kasus ini mendapat perhatian khusus dari pemerintah pusat hingga berakhir dengan dibebaskannya dua pimpinan KPK tersebut lewat wewenang presiden.
Tentu masih banyak lagi permasalahan ketidakadilan yang terekspos berkat kehadiran sosial media, baik itu dalam skala besar maupun kecil. Namun yang perlu diperhatikan, sebagian besar perjuangan tersebut digerakkan oleh generasi muda. Merekalah yang menjadi motor penggerak perubahan. Mereka yang telah mendobrak sistem penyelewengan dalam penegakkan keadilan di negeri ini. Pemuda pula yang rela berjejaring, mengkonsolidasikan masaa baik itu lewat dunia nyata maupun maya untuk menyerukan keadilan, meskipun yang mereka bela belum tentu orang yang dikenalnya
patut diperjuangkan.
Akhirnya, dapat disimpulkan bahwa perjuangan dan perubahan yang terjadi di Indonesia tidak dapat terlepas dari andil generasi mudanya. Pemuda di setiap zaman berjuang membela keadilan lewat jalannya sendiri. Kini dengan semakin majunya teknologi, maka semakin maju pula cara pemuda menyuarakan keadilan. Demonstrasi bukan lagi sarana tunggal bagi para pemuda untuk menuntut perubahan. Sosial media jadi salah satu tempat pemuda merepresentasikan idenyaa. Melalui sosial media, pemuda dari seluruh penjuru negeri saling berjejaring, berkomunikasi untuk menghasilkan gagasan brilian. Semua itu demi terciptanya Indonesia yang adil dan sejahtera.
Maka benar apa yang dikatakan Bung Karno, “Seribu orang tua hanya bisa bermimpi, maka berikanlah aku lima pemuda agar dapat mengubah dunia.”

2.3 Pembahasan
Sosialisasi pemuda
Pemuda adalah individu dengan karakter yang dinamis, bahkan bergejolak dan optimis namun belum memiliki pengendalian emosi yang stabil. Pemuda menghadapi masa perubahan sosial maupun kultural.
Proses sosialisasi adalah proses yang membantu individu melalui media pembelajaran dan penyesuaian diri, bagaimana bertindak dan berpikir agar ia dapat berperan dan berfungsi, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat. Ada beberapa hal yang perlu kita ketahui dalam sosialisasi, antara lain: Proses Sosialisasi, Media Sosialisasi dan Tujuan Sosialisasi.
Melalui proses sosialisasi, pemuda merubah cara berpikir dan kebiasaan hidupnya. Dengan proses sosialisasi, seseorang menjadi tahu bagaimana ia mesti bertingkah laku di kehidupan masyarakat dan lingkungannya. Kepribadian seorang pemuda dapat terbentuk melalui proses sosialisasi. Dalam hal sosialisasi dikatakan sebagai proses yang membantu individu belajar dan menyesuaikan diri serta bagaimana berpikir dapat berfungsi dalam kelompok. Sosialisasi merupakan salah satu proses belajar kebudayaan dalam anggota masyarakat dan hubungan sosial.
Media Sosialisasi antara lain :
a.Keluarga
Pertama-tama yang dikenal oleh anak-anak adalah ibunya, bapaknya dan saudara-saudaranya.
b.Sekolah
Pendidikan di sekolah merupakan wahana sosialisasi sekunder dan merupakan tempat berlangsungnya proses sosialisasi secara formal.

c.Temanbermain(kelompok bermain)
Kelompok bermain mempunyai pengaruh besar dan berperan kuat dalam pembentukan kepribadian anak. Dalam kelompok bermain anak akan belajar bersosialisasi dengan teman sebayanya.
d.MediaMassa
Media massa seperti media cetak, (surat kabar, majalah, tabloid) maupun media elektronik (televisi, radio, film dan video). Besarnya pengaruh media massa sangat tergantung pada kualitas dan frekuensi pesan yang disampaikan.
PerananMediaMassa
masa remaja yang merupakan periode peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa.
dimana ditandai beberapa ciri:
* keinginan memenuhi dan menyatakaan identitas diri.
* melepas diri dari ketergantungan orang tua
* memperoleh akseptabilitas di tengan sesama remaja.

Dengan ciri-ciri ini, remaja cenderung melahap begitu saja arus informasi yang sesuai dengan keinginan mereka.
upaya penangkalan:
* Pentingnya membekali remaja dengan keterampilan yang mencakup kemampuan menemukan, memilih, menggunakan dan mengevaluais informasi.
* Selain itu, diperlukan melakukan intervensi ke dalam lingkungan informasi mereka secara interpersonal.
* pemecahan lainnya adalah dengan bimbingan orangtua dalam menngkonsumsi media massa
* sedangkan media massa harus tetap konsisten dengan kode etik dan tanggung jawab sosial yang di embannya.
e. Lingkungan kerja
Lingkungan kerja merupakan media sosialisasi yang terakhir cukup kuat, dan efektif mempengaruhi pembentukan kepribadian seseorang.
Tujuan Pokok Sosialisasi :
o Individu harus diberi ilmu pengetahuan (keterampilan) yang dibutuhkan bagi kehidupan kelak di masyarakat.
o Individu harus mampu berkomunikasi secara efektif dan mengenbangkankan kemampuannya.
o Pengendalian fungsi-fungsi organik yang dipelajari melalui latihan-latihan mawas diri yang tepat.
o Bertingkah laku secara selaras dengan norma atau tata nilai dan kepercayaan pokok ada pada lembaga atau kelompok khususnya dan pada masyarakat umum.


Peranan Sosial Mahasiswa dan Pemuda di Masayrakat
Peranan sosial mahasiswa dan pemuda di masyarakat, kurang lebih sama dengan peran warga yang lainnnya di masyarakat. Mahasiswa mendapat tempat istimewa karena mereka dianggap kaum intelektual yang sedang menempuh pendidikan. Pada saatnya nanti sewaktu mahasiswa lulus kuliah, ia akan mencari kerja dan menempuh kehidupan yang relatif sama dengan warga yang lain.
Secara tak sadar namun perlahan tapi pasti, para generasi muda dihinggapi dengan idiologi baru dan perilaku umum yang mendidik mereka menjadi bermental instan dan bermental bos. Pemuda menjadi
malas bekerja dan malas mengatasi kesulitan, hambatan dan proses pembelajaran tidak diutamakan sehingga etos kerja jadi lemah.
Sarana tempat hiburan tumbuh pesat bak “jamur di musim hujan” arena billyard, playstation, atau arena hiburan ketangkasan lainnya, hanyalah tempat bagi anak-anak dan generasi muda membuang waktu secara percuma karena menarik perhatian dan waktu mereka yang semestinya diisi dengan lebih banyak untuk belajar, membaca buku di perpustakaan, berorganisasi atau mengisi waktu dengan kegiatan yang lebih positif.
Peran pemuda yang seperti ini adalah peran sebagai konsumen saja, pemuda dan mahasiswa berperan sebagai “penikmat” bukan yang berkontemplasi (pencipta karya). Dapat ditambahkan disini persoalan NARKOBA yang dominan terjadi di kalangan generasi muda yang memunculkan kehancuran besar bagi bangsa Indonesia.

Mengembangkan Potensi Generasi Muda
Di negara-negara maju, salah satu di antaranya adalah Amerika Serikat, para mahasiswa sebagai bagian generasi muda, didorong, dirangsang dengan berbagai motivasi dan dipacu untuk maju dalam berlomba menciptakan suatu ide / gagasan yang harus diwujudkan dalam suatu bentuk barang, dengan berorientasi pada teknologi mereka sendiri. Untuk mengembangkan ide-ide / gagasan-gagasan itu, Institut Teknologi Maschussets (MIT) Universitas Oregon dan Universitas Carnegie Mellon (CMU), telah membuat proyek bersama berjangka waktu lima tahunan, melibatkan sekitar 600 mahasiswa dan 55 anggota fakultas dalam program-program belajar dan membaharu dalam wadah Nasional Science Foundation (NSF), di masing-masing pusat inovasi universitas-universitas tersebut. Hasil yang dicapai proyek itu : Lebih dari dua lusin produk, proses atau pelayanan baru telah dipasarkan dan menciptakan hampir 800 pekerjaan baru, dan memperoleh hasil penjualan sebesar $46,5 juta (Kingsbury. Louise, 1978:59) [3].
Gagasan dan pola kerja yang hampir serupa telah dikembangkan pula di negara-negara Asia, misalnya : Jepang, Korea Selatan, Singapura, Taiwan. Jerih payah dan ketentuan para inovator pada sektor teknologi industri itu membawa negara-negara itu tampil dengan lebih meyakinkan sebagai negara-negara yang berkembang mantap dalam perekonomiannya.
Sebagaimana upaya bangsa Indonesia unrtuk mengembangkan potensi tenaga muda agar menjadi inovator-inovator yang memiliki keterampilan dan skill berkualitas tinggi.






BAB III
PENUTUP
1.1         Kesimpulan
Pemuda sesungguhnya bukan sekadar bagian dari lapisan sosial dalam masyarakat. Mereka memainkan peranan penting dalam perubahan sosial. Tapi, jauh daripada itu, pemuda merupakan konsepsi yang menerobos definisi. Hal itu disebabkan keduanya bukanlah semata-mata istilah ilmiah, melainkan lebih merupakan pengertian ideologis dan kultural. ‘Pemuda harapan bangsa’, ‘pemuda pemilik masa depan bangsa,’ dan sebagainya, betapa mensyaratkan nilai yang melekat pada kata ‘pemuda’. Pernyataan menarik tersebut, dalam konteks Indonesia sebagai bangsa, menemukan jejaknya.
Sosok pemuda selalu terkait dengan peran sosial-politik dan kebangsaan. Itu dapat dipahami mengingat hakikat perubahan sosial-politik yang selalu tercitrakan pada sosok pemuda. Citra pemuda Indonesia tidak lepas dari catatan sejarah yang telah diukirnya sendiri.

1.2         Daftar Pustaka
  1. http://biebi-habibi.blogspot.com/2010/11/tugas-isd-pemuda-dan-sosialisasi.html
  2. http://jamalfirdaus.blogspot.com/2010/11/pemuda-dan-sosialisasi.html
  3. http://www.anakciremai.com/2009/10/makalah-sosiologi-tentang-pemuda-dan.html
  4. http://muda.kompasiana.com/2011/10/28/sosial-media-sebagai-alat-perjuangan-pemuda/
  5. http://jempoluburubur.blogspot.com/2009/12/pemuda-dan-sosialisasi.html



Tugas ISD 3

Tugas makalah
Individu, keluarga dan masyarakat



Di susun oleh :

JASWAN LAURENSIUS SITEPU
25414606
Kelas: 1IC11



DAFTAR ISI
            Halaman
KATA PENGANTAR........................................................................................................    .  i
DAFTAR ISI............................................................................................................................      ii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………… . . .       1
1.1  Latar Belakang Masalah....................................................................................................       1
1.2  Rumusan Masalah...................................................................................................        2
BAB II PEMBAHASAN………………………………….……………………          3
BAB III  PENUTUP……………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………



BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Manusia  merupakan makhluk individu. Manusia itu disebut individu apabila pola tingkah lakunya bersifat spesifik dirinya dan bukan lagi mengikuti pola tingkah laku umum. Ini berarti bahwa individu adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan-peranan yang khas didalam lingkungan sosialnya, melainkan juga mempunyai kepribadian serta pola tingkah laku spesifik dirinya. Kepribadian suatu individu tidak sertamerta langsung terbentuk, akan tetapi melalui pertumbuhan sedikit demi sedikit dan melalui proses yang panjang.
Setiap individu pasti akan mengalami pembentukan karakter atau kepribadian. Dan hal itu membutuhkan proses yang sangat panjang dan banyak faktor yang mempengaruhinya terutama lingkungan keluarga. Hal ini disebabkan karena keluarga adalah kerabat yang paling dekat dan kita lebih banyak meluangkan waktu dengan keluarga. Setiap keluarga pasti menerapkan suatu aturan atau norma yang mana norma-norma tersebut pasti akan mempengaruhi dalam pertumbuhan individu. Bukan hanya dalam lingkup keluarga, tapi dalam lingkup masyarakat pun terdapat norma-norma yang harus di patuhi dan hal itu juga mempengaruhi pertumbuhan individu.
Dengan adanya  naluri yang dimiliki suatu individu, dimana ketika dapat melihat lingkungan di sekitarnya maka secara tidak langsung maka individu akan menilai hal-hal di sekitarnya apakah  hal itu benar atau tidak, dan ketika suatu individu berada di dalam  masyarakat yang memiliki suatu  norma-norma yang berlaku maka ketika norma tersebut di jalankan akan memberikan suatu pengaruh dalam kepribadian, misalnya suatu individu ada di lingkungan masyarakat yang disiplin yang menerapkan aturan-aturan yang tegas maka lama-kelamaan pasti akan mempengaruhi dalam kepribadian sehingga menjadi kepribadian yang disiplin, begitupun dalam lingkungan keluarga, semisal suatu individu berada di lingkup keluarga yang religius maka individu tersebut akan terbawa menjadi pribadi yang religius.



II.2. Rumusan Masalah
1.      Jelaskan definisi pertumbuhan dan faktor – faktor yang mempengaruhi pertumbuhan!
2.      Jelaskan definisi keluarga!
3.      Jelaskan fungsi keluarga!
4.      Jelaskan definisi individu, keluarga dan masyarakat!
5.      Jelaskan golongan-golongan masyarakat!
6.      Jelaskan perbedaan antara kelompok masyarakat industry dengan masyarakat non industri!
7.      Jelaskan hubungan antara keluarga, individu dan masyarakat!
8.      Jelaskan defiinisi urbanisasi dan proses urbanisasi!




BAB II
PEMBAHASAN

II.1 Pertumbuhan dan Perkembangan
Pada pembahasan konsep mengenai perkembangan individu ini, kami akan merangkaikan pengertian perkembangan dengan pertumbuhan. Hal ini dikarenakan dua kata tersebut dalam kedudukannya sebagai pengubah serta pemberi pengaruh terhadap diri individu tidak dapat dipisahkan keberadaannya. Pertumbuhan adalah berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel organ maupun individu yang bisa diukur dengan berat, ukuran panjang, umur tulang dan keseimbangan metabolic/bersifat kuantitatif (Soetjiningsih,1988). Pertumbuhan dapat juga diartikan sebagai bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan interselular, berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian atau keseluruhan, sehingga  dapat diukur dengan satuan panjang dan berat.
Perkembangan adalah bertambah kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola teratur dan dapat diramalkan sebagai hasil proses pematangan. Perkembangan menyangkut adanya proses pematangan.sel-sel tubuh,jaringan tubuh, organ-organ dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa,sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya termasuk juga emosi,intelektual dan tingkah laku sebagai hasil iteraksi dengan lingkungan (Soetjiningsih, 1988). Perkembangan (development) juga merupakan suatu proses yang pasti di alami oleh setiap individu, perkembangan ini adalah proses yang bersifat kualitatif dan berhubungan dengan kematangan seorang individu yang ditinjau dari perubahan yang bersifat progresif serta sistematis di dalam diri manusia. Akhmad Sudrajat : 2008, memberikan definisi bahwa “Perkembangan dapat diartikan sebagai perubahan yang sistematis, progresif dan berkesinambungan dalam diri individu sejak lahir hingga akhir hayatnya atau dapat diartikan pula sebagai perubahan – perubahan yang dialami individu menuju tingkat kedewasaan atau kematangannya.”
Adapun ciri – ciri pertumbuhan dan perkembangan yaitu kontinu; ada masa percepatan dan perlambatan; erkembangan mempunyai pola yang sama untuk semua individu, tetapi untuk kecepatan berbeda-beda untuk tiap individu, sangat dipengaruhi lingkungan; perkembangan erat dengan maturasi susunan saraf pusat; dan refleks primitif hilang sebelum gerakan volunteer tercapai.
Pertumbuhan adalah suatu proses pertambahan ukuran, volume serta jumlah sel yang ditandai dengan pertambahan panjang, berat dan tinggi makhluk hidup yang bersifat irreversibel (tidak dapat kembali ke bentuk semula) dan kuantitatif (dapat diukur). Perkembangan adalah suatu proses dari organisme muda menuju keadaan yang lebih dewasa (matang secara seksual sehigga dapat melakukan reproduksi), serta bersifat kualitatif (tidak dapat diukur).
Berikut ini contoh yang dapat memperjelas perbedaan antara petumbuhan dan perkembangan.
1.      Pertumbuhan
Pertumbuhan Tanaman mangga yang tumbuh dari tanaman muda yang kecil menjadi tanaman yang lebih besar dan bercabang rindang. ukurang tinggi, berat dan volume dari batang dan daun tanaman mangga tadi dapat diukur dengan menggunakan alat ukur yang ada.
2.      Perkembangan
Tanaman mangga yang ketika menjadi tanaman muda tidak menghasilkan bunga dan buah, setelah beberapa tahun ditumbuhkan, dapat menghasilkan bunga dan buah yang bertujuan untuk perkembangbiakan dan reproduksi. Proses ini tidak dapat diukur karena kematangan seksual tanaman mangga tadi dapat berbeda – beda antara satu individu dengan individu lain, tergantung dari faktor yang mempengaruhi.
Berdasarkam uraian-uraian tersebut, maka dapat diartikan bahwa pertumbuhan fisiologis/fisik individu tidak ada artinya bila individu itu tidak mau melakukan proses pembelajaran untuk memiliki suatu kompetensi, keterampilan atau kemampuan tertentu sebagai bentuk pengembangan diri.


Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan individu, yaitu:
a)      Faktor Biologis
Semua manusia normal dan sehat pasti memiliki anggota tubuh yang utuh seperti kepala, tangan , kaki dan lainya. Hal ini dapat menjelaskan bahwa beberapa persamaan dalam kepribadian dan perilaku. Namun ada warisan biologis yang bersifat khusus. Artinya, setiap individu tidak semua ada yang memiliki karakteristik fisik yang sama.
b)      Faktor Geografis
Setiap lingkungan fisik yang baik akan membawa kebaikan pula pada penghuninya. Sehingga menyebabkan hubungan antar individu bisa berjalan dengan baik dan menimbulkan kepribadian setiap individu yang baik juga. Namun jika lingkungan fisiknya kurang baik dan tidak adanya hubungan baik dengan individu yang lain, maka akan tercipta suatu keadaan yang tidak baik pula.
c)      Faktor Kebudayaan Khusus
Perbedaan kebuadayaan dapat mempengaruhi kepribadian anggotanya. Namun, tidak berarti semua individu yang ada didalam masyarakat yang memiliki kebudayaan yang sama juga memiliki kepribadian yang sama juga.
Dari semua faktor-faktor  di atas dan pengaruh dari lingkungan sekitar seperti keluarga dan masyarakat maka akan memberikan pertumbuhan bagi suatu individu. Seiring berjalannya waktu, maka terbentuklah individu yang sesuai dan dapat menyesuaikan dengan lingkungan sekitar.

II.2.     KELUARGA
Keluarga merupakan kesatuan dari orang-orang yang berinteraksi dan berkomunikasi yang menciptakan peranan-peranan sosial bagi si suami dan istri, ayah dan ibu, putra dan putri, saudara laki-laki dan saudara perempuan. Peranan-peranan tersebut dibatasi oleh masyarakat, tetapi masing-masing keluarga diperkuat melalui sentimen-sentimen yang sebagian merupakan tradisi dan sebagian lagi emosional yang menghasilkan pengalaman.
Keluarga adalah pemelihara suatu kebudayaan bersama yang diperoleh pada hakekatnya dari kebudayaan umum, tetapi dalam suatu masyarakat yang kompleks masing-masing keluarga mempunyai ciri-ciri yang berlainan dengan keluarga lain. Berbeda kebudayaan dari setiap keluarga timbul melalui komunikasi anggota-anggota keluarga yang merupakan gabungan dari pola-pola tingkah laku individu (dalam Khairudin, 1985).
Pada garis besarnya keluarga dapat dibagi kedalam dua bentuk besar yaitu keluarga luas (extended family) dan keluarga Inti (nuclear family). Keluarga luas adalah satuan keluarga yang meliputi lebih dari satu generasi dan satu lingkungan kaum keluarga yang lebih luas daripada hanya ayah, ibu dan anak-anak atau dengan perkataan lain, keluarga luas merupakan keluarga inti ditambah dengan anggota-anggota keluarga yang lain, atau keluarga yang lebih dari satu generasi. Sedangkan keluarga inti dapat didefinisikan dengan keluarga atau kelompok yang terdiri dar atah, ibu dan anak-anak yang belum dewasa atau belum menikah.
Di Indonesia sendiri, keluarga telah diatur dalam berbagai peraturan atau undang-undang RI nomor 10 tahun 1992 mendefinisikan keluarga sebagai berikut : ”Keluarga merupakan wahana pertama seorang anak mendapatkan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan bagi kelangsungan hidupnya”.
Sedangkan menurut SD. Vembrianto dalam “Sosiologi Pendidikan” mengintisarikan tentang pengertian keluarga ini yaitu : Keluarga merupakan kelompok sosial kecil yang umumnya terdiri atas ayah, ibu dan anak. Hubungan sosial diantara anggota keluarga relatif tetap dan didasarkan atas ikatan darah, perkawinan dan atau adopsi. Hubungan antara anggota keluarga dijiwai oleh suasana efeksi dan rasa tanggung jawab Fungsi keluarga ialah memelihara, merawat dan melindungi anak dalam rangka sosialisasinya agar mereka mampu mengendalikan diri dan berjiwa sosial.


Fungsi Keluarga
Pada dasarnya keluarga mempunyai fungsi-fungsi pokok yang sulit diubah dan digantikan oleh orang atau lembaga lain tetapi karena masyarakat sekarang ini telah mengalami perubahan, tidak menutup kemungkinan sebagian dari fungsi sosial keluarga tersebut mengalami perubahan. Dalam pelaksanaan fungsi-fungsi keluarga tersebut akan banyak dipengaruhi oleh ikatan-ikatan dalam keluarga, hal ini sesuai dengan yang dikatakan MI Solaeman (1978:18) bahwa : “Pada dasarnya keluarga mempunyai fungsi-fungsi yang pokok, yaitu fungsi-fungsi yang tidak bisa dirubah dan digantikan oleh orang lain, sedangkan fungsi-fungsi lain atau fungsi-fungsi sosial relatif lebih mudah berubah atau mengalami perubahan”.
Mengenal fungsi keluarga Abu Ahmadi (1991:247) mengemukakan bahwa tugas atau fungsi keluarga bukan merupakan fungsi yang tunggal tetapi jamak. Secara sederhana dapat dikemukakan bahwa fungsi kelurga adalah : Menstabilkan situasi keluarga dalam arti stabilisasi situasi ekonomi keluarga; Mendidik; Pemelihara fisik dan psikis keluarga, termasuk disini kehidupan religius.
Mengenai fungsi keluarga, khususnya tanggung jawab orang tua terhadap anaknya Singgih P Gunarsa (1991:54) mengemukakan sebagai berikut : “Tanggung jawab orang tua ialah memenuhi kebutuhan-kebutuhan si anak baik dari sudut organis-Psikologis, antara lain makanan, maupun kebutuhan-kebutuhan psikis seperti kebutuhan-kebutuhan akan perkembangan, kebutuhan intelektual melalui pendidikan, kebutuhan rasa dikasihi, dimengerti dan rasa aman melalui perawatan asuhan ucapan-ucapan dan perlakuan”.
Dari konsep tersebut diterangkan bahwa diantaranya peran orang tua ini sangat penting sekali terhadap pemenuhan kebutuhan intelektual bagi anak melalui pendidikan.Hal ini merupakan tanggung jawab orang tua harus diberikan kepada anaknya sehingga orang tua ditekankan harus mengerti akan fungsi keluarga dan tentunya pemahaman tentang pendidikan. Ini harus benar-benar dirasakan oleh orang tua sampai mampu berkeinginan untuk melanjutkan sekolah anaknya ke yang lebih tinggi sehingga wawasan dan pemahaman anak bisa lebih luas.
Selain dari pendapat diatas mengenai fungsi keluarga ini menurut MI Soelaeman mengatakan sebagai berikut :
Fungsi Edukatif – Sebagai suatu unsur dari tingkat pusat pendidikan, merupakan lingkungan pendidikan yang pertama bagi anak. Dalam kedudukn ini, adalah suatu kewajaran apabila kehidupan keluarga sehari-hari, pada saar-saat tertentu terjadi situasi pendidikan yang dihayati oleh anak dan diarahkan pada perbuatan-perbuatan yang sesuai dengan tujuan pendidikan.
Fungsi Sosialisasi – Melalui interaksi dalam keluarg anak mempelajari pola-pola tingkahlaku, sikap, keyakinan, cita-cita serta nilai-nilai dalam masyarakat dalam rangka pengembangan kepribadiannya. Dalam rangka melaksanakan fungsi sosialisasi ini, keluarga mempunyai kedudukan sebagai penghubung antara anak dengan kehidupan sosial dan norma-norma sosial yang meliputi penerangan, penyaringan dan penafsiran ke dalam bahasa yang dimengerti oleh anak.
Fungsi protektif – Fungsi ini lebih menitik beratkan dan menekankan kepada rasa aman dan terlindungi apabila anak merasa aman dan terlindungi barulah anak dapat bebas melakukan penjajagan terhadap lingkungan.
Fungsi Afeksional – Yang dimaksud dengan fungsi afeksi adaslah adanya hubungan sosial yang penuh dengan kemesraan dan afeksi. Anak biasanya mempunyai kepekaan tersendiri akan iklim-iklim emosional yang terdapat dalam keluarga kehangatan yang terpenting bagi perkembangan keperibadian anak
Fungsi Religius – Keluarga berkewajiban mmperkenalkan dan mengajak anak serta keluarga pada kehidupan beragama. Sehingga melalui pengenalan ini diharapkan keluarga dapat mendidik anak serta anggotanya menjadi manusia yang beragama sesuai dengan keyakinan keluarga tersebut.
Fungsi Ekonomis – Fungsi keluarga ini meliputi pencarian nafkah, perencanaan dan pembelanjaannya. Pelaksanaanya dilakukan oleh dan untuk semua anggota keluarga, sehingga akan menambah saling mengerti, solidaritas dan tanggung jawab bersama.
Fungsi Rekreatif – Suasana keluarga yang tentram dan damai diperlukan guna mengembalikan tenaga yang telah dikeluarkan dalam kehidupan sehari-hari
Fungsi Biologis – Fungsi ini berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan biologis keluarga, diantaranya kebutuhan seksuil. Kebutuhan ini berhubungan dengan pengembangan keturunan atau keinginan untuk mendapatkan keturunan. Selain itu juga yang termasuk dalam fungsi biologis ini yaitu perlindungan fisik seperti kesehatan jasmani dan kebutuhan jasmani yaitu dengan terpenuhinya kebutuhan sandang, pangan dan papan akan mempengaruhi kepada jasmani setiap anggota keluarga.
Dari uraian mengenai fungsi-fungsi keluaga diatas, maka jelaslah bahwa fungsi-fungsi ini semuanya memegang peranan penting dalam keluarga, terutama dalam meningkatkan kesejahteraan individu yang menjadi anggota keluarganya. Untuk itu dalam penerapannya hendaknya fungsi-fungsi tersebut berjalan secara seimbang, karena akan membantu keharmonisan serta kehidupan keluarga. Pelaksanaan fungsi-fungsi keluarga ini disertai dengan suasana yang baik serta fasilitas yang memadai.

II.3. Individu, Keluarga, Dan Masyarakat
1)      Individu
Individu berasal dari kata latin individuum yang artinya tidak terbagi. Individu menekankan penyelidikan kepada kenyataan-kenyataan hidup yang istimewa dan seberapa mempengaruhi kehidupan manusia (Abu Ahmadi, 1991: 23). Individu bukan berarti manusia sebagai suatu keseluruhan yang tidak dapat dibagi, melainkan sebagi kesatuan yang terbatas, yaitu sebagai manusia perseorangan.
Individu adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan khas di dalam lingkungan sosialnya,melainkan juga mempunyai kepribadian serta pola tingkah laku spesifik dirinya. Terdapat tiga aspek yang melekat sebagai persepsi terhadap individu, yaitu aspek organik jasmaniah, aspek psikis-rohaniah, dan aspek-sosial yang bila terjadi kegoncangan pada suatu aspek akan membawa akibat pada aspek yang lainnya. Individu dalam tingkah laku menurut pola pribadinya ada 3 kemungkinan: pertama menyimpang dari norma kolektif kehilangan individualitasnya, kedua takluk terhadap kolektif, dan ketiga memengaruhi masyarakat (Hartomo, 2004: 64).
Individu tidak akan jelas identitasnya tanpa adanya suatu masyrakat yang menjadi latar belakang keberadaanya. Individu berusaha mengambil jarak dan memproses dirinya untuk membentuk perilakunya yang selaras dengan keadaan dan kebiasaan yang sesuai dengan perilaku yang telah ada pada dirinya.
Manusia sebagai individu salalu berada di tengah-tengah kelompok individu yang sekaligus mematangkannya untuk menjadi pribadi yang prosesnya memerlukan lingkungan yang dapat membentuknya pribadinya. Namun tidak semua lingkungan menjadi faktor pendukung pembentukan pribadi tetapi ada kalanya menjadi penghambat proses pembentukan pribadi.
Pengaruh lingkungan masyarakat terhadap individu dan khususnya terhadap pembentukan individualitasnya adalah besar, namun sebaliknya individu pun berkemampuan untuk mempengaruhi masyarakat. Kemampuan individu merupakan hal yang utama dalam hubungannya dengan manusia.

2)      Keluarga
Keluarga adalah sekelompok orang yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan yang tinggal bersama dan makan dari satu dapur yang tidak terbatas pada orang-orang yang mempunyai hubungan darah saja, atau seseorang yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan yang mengurus keperluan hidupnya sendiri. Keluarga berasal dari bahasa Sansekerta: kula dan warga “kulawarga” yang berarti “anggota” “kelompok kerabat”. Keluarga adalah lingkungan di mana beberapa orang yang masih memiliki hubungan darah, bersatu. Keluarga inti ”nuclear family” terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak mereka.


3)      Masyarakat 
Dalam bahasa inggris, masyarakat disebut society. Asal kata socius yang berarti kawan. Adapun kata masyarakat berasal dari bahasa arab yang berarti berkumpul dan bekerja sama. Adanya saling berkumpul dan bekerjasama ini karena adanya bentuk-bentuk aturan hidup yang bukan disebabkan oleh manusia sebagai perseorangan, melainkan oleh kekuatan lain dalam lingkungan sosial yang merupakan kesatuan. Dengan menggunakan pikiran, naluri, perasaan, keinginan dsb manusia memberi reaksi dan melakukan interaksi dengan lingkungannya. Pola interaksi sosial dihasilkan oleh hubungan dalm suatu masyarakat. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan masyarakat adalah :
·         Kumpulan sekian banyak individu yang terikat oleh satuan adat, hukum dan kehidupan bersama
·         Kesatuan sosial yang mempunyai hubungan erat
·         Kumpulan individu-individu yang mandiri dan hidup berdampingan dalam waktu yang cukup lama.

4)      Hubungan Individu, Keluarga Dan Masyarakat
Individu barulah dikatakan sebagai individu apabila pada perilakunya yang khas dirinya itu diproyeksikan pada suatu lingkungan sosial yang disebut masyarakat. Satuan-satuan lingkungan sosial yang mengelilingi individu terdiri dari keluarga, lembaga, komunitas dan masyarakat.
ü  Hubungan individu dengan keluarga
Individu memiliki hubungan yang erat dengan keluarga, yaitu dengan ayah, ibu, kakek, nenek, paman, bibi, kakak, dan adik. Hubungan ini dapat dilandasi oleh nilai, norma dan aturan yang melekat pada keluarga yang bersangkutan. Dengan adanya hubungan keluarga ini, individu pada akhirnya memiliki hak dan kewajiban yang melekat pada dirinya dalam keluarga.
ü  Hubungan individu dengan lembaga
Lembaga diartikan sebagai sekumpulan norma yang secara terus-menerus dilakukan oleh manusia karena norma-norma itu memberikan keuntungan bagi mereka.
Individu memiliki hubungan yang saling mempengaruhi dengan lembaga yang ada disekelilingnya. Lingkungan pekerjaan dapat membentuk individu dalam membentuk kepribadian. Keindividuan dalam lingkungan pekerjaan dapat berperan sebagai direktur, ketua dan sebagainya. Jika individu bekerja, ia akan dipengaruhi oleh lingkungan pekerjaannya.
ü  Hubungan individu dengan komunitas.
Komunitas dapat diartikan sebagai satuan kebersamaan hidup sejumlah orang banyak yang memiliki teritorial terbatas, memiliki kesamaan terhadap menyukai sesuatu hal dan keorganisasian tata kehidupan bersama. Komunitas mencakup individu, keluarga dan lembaga yang saling berhubungan secara independen.
ü  Hubungan individu dengan masyarakat
Hubungan individu dengan masyarakat terletak dalam sikap saling menjungjung hak dan kewajiban manusia sebagai individu dan manusia sebagai makhluk sosial. Mana yang menjadi hak individu dan hak masyarakat hendaknya diketahui dengan mendahulukan hak masyarakat daripada hak individu. Gotong royong adalah hak masyarakat, sedangkan rekreasi dengan keluarga, hiburan, shopping adalah hak individu yang semestinya lebih mengutamakan hak masyarakat.



II.4. Urbanisasi
Adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota. Urbanisasi adalah masalah yang cukup serius bagi kita semua. Persebaran penduduk yang tidak merata antara desa dengan kota akan menimbulkan berbagai permasalahan kehidupan sosial kemasyarakatan. Jumlah peningkatan penduduk kota yang signifikan tanpa didukung dan diimbangi dengan jumlah lapangan pekerjaan, fasilitas umum, aparat penegak hukum, perumahan, penyediaan pangan, dan lain sebagainya tentu adalah suatu masalah yang harus segera dicarikan jalan keluarnya.
Berbeda dengan perspektif ilmu kependudukan, definisi Urbanisasi berarti persentase penduduk yang tinggal di daerah perkotaan. Perpindahan manusia dari desa ke kota hanya salah satu penyebab urbanisasi. perpindahan itu sendiri dikategorikan 2 macam, yakni: Migrasi Penduduk dan Mobilitas Penduduk. Migrasi penduduk adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota yang bertujuan untuk tinggal menetap di kota. Sedangkan Mobilitas Penduduk berarti perpindahan penduduk yang hanya bersifat sementara saja atau tidak menetap.
Pengaruh-pengaruh tersebut bisa dalam bentuk sesuatu yang mendorong, memaksa atau faktor pendorong seseorang untuk urbanisasi, maupun dalam bentuk yang menarik perhatian atau faktor penarik. Di bawah ini adalah beberapa atau sebagian contoh yang pada dasarnya dapat menggerakkan seseorang untuk melakukan urbanisasi perpindahan dari pedesaaan ke perkotaan.
A. Faktor Penarik Terjadinya Urbanisasi
1.      Kehidupan kota yang lebih modern
2.      Sarana dan prasarana kota lebih lengkap
3.      Banyak lapangan pekerjaan di kota
4.      Pendidikan sekolah dan perguruan tinggi lebih baik dan berkualitas
B. Faktor Pendorong Terjadinya Urbanisasi
1.      Lahan pertanian semakin sempit
2.      Merasa tidak cocok dengan budaya tempat asalnya
3.      Menganggur karena tidak banyak lapangan pekerjaan di desa
4.      Terbatasnya sarana dan prasarana di desa
5.      Diusir dari desa asal
6.      Memiliki impian kuat menjadi orang kaya
C. Keuntungan Urbanisasi
1.      Memoderenisasikan warga desa
2.      Menambah pengetahuan warga desa
3.      Menjalin kerja sama yang baik antarwarga suatu daerah
4.      Mengimbangi masyarakat kota dengan masyarakat desa
D. Akibat urbanisasi
1.      Terbentuknya suburb tempat-tempat pemukiman baru dipinggiran kota
2.      Makin meningkatnya tuna karya (orang-orang yang tidak mempunyai pekerjaan tetap)
3.      Masalah perumahan yg sempit dan tidak memenuhi persyaratan kesehatan
4.      Lingkungan hidup tidak sehat, timbulkan kerawanan sosial dan kriminal



DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2012. KELUARGA DAN FUNGSI KELUARGA. Dapat diakses melalui http://unsilster.com/2012/04/pengertian-keluarga-dan-fungsi-keluarga/. Pada tanggal 21 Oktober 2012.

Anonim. 2012. KONSEP PERKEMBANGAN INDIVIDU. Dapat di akses melalui http://www.anakluarbiasa.com/ArtikelAnakLuarBiasa/Detail/85/KONSEP-PERKEMBANGAN-INDIVIDU.html. Pada tanggal 21 Oktober 2012.

Ito. 2012.  PENGERTIAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN. Dapat di akses melalui http://itobm.wordpress.com/2010/08/31/pengertian-pertumbuhan-perkembangan/. Pada tanggal 21 Oktober 2012.

Jamaluddin Iqbal. 2010. PERTUMBUHAN INDIVIDU. Dapat diakses melalui http://bulletin-it.blogspot.com/2010/10/pertumbuhan-individu.html. Pada tanggal 21 Oktober 2012.

Soelaeman, M. Munandar. 2004. Ilmu Sosial Dasar Teori dan Konsep Ilmu Sosial. Refika Aditama. Bandung.

Wahyu, Ramdani, M.Ag.,M.Si. 2007. ISD (Ilmu Sosial Dasar). Pustaka Setia. Bandung.