Kamis, 19 November 2015

Dampak Kabut Asap Terhadap Lingkungan

Dampak Kabut Asap Terhadap Kehidupan Manusia


     
penyebab kabut asap
Hanya terdapat 2 kemungkinan dalam penyebab adanya kabut asap. Yang pertama, kabut asap disebabkan oleh adanya unsur kesengajaan. Maksudnya, lahan gambut yang luasnya jutaan hektar tersebut yang menyebar di wilayah sumatera sengaja di bakar untuk kepentingan pribadi. Kepentingan pribadi disini maksudnya adalah kepentingan para investor perkebunan untuk membuka lahan perusahaan perkebunan. Penyebab yang pertama ini adalah kemungkin terbesar penyebab utama kabut asap di Pulau Sumatera dan kalimantan. Penyebab kedua adalah penyebab yang dihasilkan oleh alam. Dengan cuaca yang ekstrim dan begitu panas bukan tidak mungkin lahan gambut yang luasnya jutaan hektar tersebut terbakar dan meluas hingga menghasilkan kabut asap yang tebal dan pekat. Dari kedua hal tersebut, penyebab yang pertama merupakan penyebab utama kabut asap yang ada disana. Hal tersebut terbukti dengan ditetapkannya beberapa perusahaan dan individu yang ditahan atau dijadikan tersangka dalam masalah ini.
1.      Pendahuluan
 Sungguh perihatin memang melihat setiap tahunnya selalu terjadi kebakaran hutan Setiap musim kemarau saudara kita selalu diganggu kabut asap. Sejumlah kota di Riau maupun Kalimantan disergap asap. Jarak pandang terganggu, aktivitas sosial dan ekonomi pun terganggu. Di laut laut, maupun di sejumlah sungai yang padat transportasi air menjadi sangat rawan kecelakaan. Mengingat begitu besar dampak yang ditimbulkan oleh kabut asap terhadap kehidupan manusia dan lingkungan, maka pada artikel ini saya akan membahas sedikit mengenai kabut asap.
2.      Latar Belakang
 kabut asap adalah kumpulan asap dan kabut yang bercampur menjadi satu kesatuan. Yang memiliki nilai kandungan halimun airnya lebih besar dari 0,1 Milimeter. Kabut bisa terbentuk ketika kelembaban relatif udara sudah mencapai 100%” namun proses pembentukannya tergantung pada cukup tidaknya inti kondensasi yang tersedia. Kriteria yang digunakan oleh Badan Meteorologi Klimatologi & Geofisika adalah jika terlihat adalanya partikel-partikel mikroskopis di udara permukaan dengan jarak pandang (Visibility) mendatar kurang dari 1 Km dan nilai kelembaban Relatif(RH) 98-100%. Kabut asap juga dapat disebabkan oleh kebakaran hutan dan lahan karena campur tangan manusia di dalamnya. Dampak bagi kesehatan memang cukup berat mengingat asap yag sangat berbahaya masuk kedalam tubuh kita. Kerakusan manusia yang membunuh manusia itu sendiri.
3.      Realita
 Dilapangan  Kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan di sekitar Sumatera Selatan dan Kalimantan sudah dalam kondisi mengkhawatirkan dan merugikan. Tak hanya berdampak buruk bagi lingkungan, kabut asap juga menjadi ancaman serius bagi kesehatan. Gangguan kesehatan yang akan dirasakan disegala kalangan dari mulai orang dewasa, lansia, sampai anak-anak, yang lebih rentan terkena dampak secara langsung kabut asap itu sendiri adalah anak-anak. Dampak langsung yang akan dirasakan adalah infeksi paru dan saluran napas. kabut asap dapat menyebabkan iritasi lokal pada selaput lendir di hidung, mulut dan tenggorokan. Kemudian juga menyebabkan reaksi alergi, peradangan, hingga infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) dan yang paling berat menjadi pneumonia. ISPA pun akan lebih mudah terjadi karena ketidakseimbangan daya tahan tubuh, pola bakteri atau virus, ditambah buruknya lingkungan. Seperti saudara kita yang berada di Kalimantan, Riau, Sulawesi, dan sekitarnya.Seperti yang dilansir oleh berbagai media,sudah ada beberapa korban tewas karena kabut asap. Banyak sekali titik asap/kebakaran yang terjadi, asap pekat yang menyelimuti jalan-jalan, rumah warga. Banyak sekali korban asap yang diakibatkan kebakaran hutan. Segala macam pemadaman sudah dilakukan pemerintah namun asap/kebakaran masih tetap ada. Selain infeksi pernapasan, dampak lainnya yaitu, gangguan iritasi pada mata dan kulit akibat kontak langsung dengan asap kebakaran hutan. Mulai dari terasa gatal, mata berair, peradangan, dan infeksi yang memberat. Bagi yang telah memiliki asma dan penyakit paru kronis lain, seperti bronkitis kronik, dan PPOK akan diperburuk jika asap karena asap terhirup ke dalam paru. kemampuan kerja paru menjadi berkurang dan menyebabkan orang mudah lelah dan mengalami kesulitan bernapas. Berbagai penyakit kronik di berbagai organ tubuh, seperti jantung, hati, ginjal juga dapat saja memburuk. Sebab, dampak tidak langsung kabut asap dapat menurunkan daya tahan tubuh dan juga menimbulkan stres. Kemudian, secara tidak langsung asap kebakaran hutan dapat mencemari air bersih. Jika dikonsumsi masyarakat, bisa menganggu saluran cerna. Selain itu, dapat mencemari buah-buahan dan sayur-sayuran. Untuk itu cucilah hingga bersih sebelum dikonsumsi.
4.      Kesimpulan     
Kita sebagai umat manusia yang hidup saling berdampingan dengan alam, mengambil makanan dari alam, janganlah merusak alam, jangan terlalu serakah. sebagai manusia alam adalah sahabat kita maka dari itu jagalah alam ini dengan sebaik-baiknya. Jangan hanya dengan keadaan sesaat akan merusak selamanya. Janganlah terlalu berlebihan megeksploitasi hutan secara berlebihan, jika kita ingin menebang/membakar satu pohon tanaman 5 pohon. Akibat kita jika terlalu berlebihan mengeksploitasi hutan akan berdampak kepada manusianya itu sendiri nanti, sebagai contoh kasus yang di Riau. Kebakaran yang terjadi karena ulah manusia yang rakus terhadap alam yang menimbulkan efek yang sangat besar. Penyakit ISPA, berbagai penyakit kronik yang disebabkan asap seperti jantung, hati, ginjaln dan sampai kematian. Mulai dari diri sendiri jangan lah seenaknya saja merusak alam sekitar. Jagalah alam maka alam akan bersahabat dengan mu.


Sumber Refrensi
http://health.kompas.com/read/2015/09/07/100657423/Bahaya.Kabut.Asap.Bagi.Kesehatan
http://gurumurid.com/pengertian-kabut-asap/
hhtp://ayusikomalasari.blogspot.co.id/2013/04/pengertian-ispa.html

Sabtu, 10 Oktober 2015


LIMBAH PABRIK RUMAH SAKIT PERMATA BEKASI



  1. Peraturan  pemerintah  tentang analisis  dampak lingkungan  ( AMDAL )

    Adanya Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 1993 Tentang Analisis Dampak Lingkungan, merupakan suatu terobosan baru yang memungkinkan setiap Rumah Sakit yang terkena wajib AMDAL (Rumah Sakit dengan kapasitas lebih dari 400 tempat tidur) dapat melaksanakan dengan baik. Sedangkan bagi yang tidak wajib AMDAL dapat melaksanakan sesuai dengan situasi dan kondisi Rumah Sakit tetapi masih memenuhi persyaratan sanitasi lingkungan yang baik.


  2. Macam macam limbah  Rumah Sakit Permata Bekasi

Secara garis besar ada 3 (tiga) macam limbah Rumah Sakit yaitu limbah padat (sampah), limbah cair dan limbah klinis :

  1. Limbah Padat

Rumah Sakit dapat dianggap sebagai mata rantai penyebaran penyakit menular karena sampah menjadi tempat tertimbunnya mikro organisme penyakit dan sarang serangga serta tikus. Di samping itu kadang-kadang dapat mengandung bahan kimia beracun dan benda benda tajam yang dapat menimbulkan penyakit atau cidera.

  1. Limbah Cair

Limbah cair Rumah Sakit adalah semua limbah cair yang berasal dari ruangan-ruangan atau unit di Rumah Sakit yang kemungkinan mengandung mikro organisme, bahan kimia beracun dan radio aktif. Proses Pengolahan limbah cair Rumah Sakit secara anaerob dengan pengenceran 50% menunjukkan penurunan parameter BOD terbesar yaitu sebesar 75,91%, COD sebesar 77,37%, dan penurunan bakteri patogen Sahmonella sp dan Vibrio sp, dan sesuai dengan baku mutu lingkungan berlaku.



  1. Limbah klinis

Limbah klinis adalah limbah yang berasal dari pelayanan medis, perawatan gizi, "Veteranary", Farmasi atau sejenis serta limbah yang dihasilkan di Rumah Sakit pada saat dilakukan perawatan/pengobatan atau penelitian. Bentuk limbah klinis antara lain berupa benda tajam, limbah infeksius, jaringan tubuh, limbah cito toksik. limbah Farmasi, limbah kimia, limbah radio  aktif dan limbah plastik.



  1. Dampak  limbah  Rumah Sakit Permata Bekasi terhadap lingkungan sekitar
                                                
    Ketiga limbah di atas secara langsung maupun tidak langsung menimbulkan gangguan kesehatan dan membahayakan bagi pengunjung maupun petugas kesehatan dan juga selain itu berdampak terhadap lingkungan sekitar nya.  Ancaman ini timbul pada saat penanganan, penampungan, pengangkutan dan pemusnahannya. Keadaan ini terjadi karena :

  1. Volume limbah yang dihasilkan melebihi kemampuan pembuangannya.
  2. Beberapa di antara limbah berpotensi menimbulkan bahaya apabila tidak ditangani dengan baik. 
  3. Limbah ini juga akan menimbulkan pencemaran lingkungan bila dibuang

                        sembarangan dan akhirnya membahayakan serta mengganggu kesehatan

                         masyarakat.

  1. Limbah ini jika belum diolah terlebih dahulu dan langsung di buang ke sungai atau laut dapat mengganggu ekosistem perairan.


  1. Dampak limbah Rumah Sakit Permata Bekasi dari segi dampak social ekonomi nya

  1. Kebutuhan hidup dari para pemulung yang sulit dihindarkan
  2. Meningkatnya jumlah para pemulung











IV.              Kesimpulan dan Saran

Kegiatan rumah sakit yang sangat kompleks tidak saja memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitarnya tetapi juga mungkin dampak negatif itu berupa cemaran akibat proses kegiatan maupun limbah yang dibuang tanpa pengelolaan yang benar. Pengelolaan limbah rumah sakit yang tidak baik akan memicu resiko terjadinya kecelakaan kerja dan penularan penyakit dari pasien yang lain maupun dari dan kepada masyarakat pengunjung rumah sakit. Oleh karena itu untuk menjamin keselamatan dan kesehatan tenaga kerja maupun orang lain yang berada dilingkungan rumah sakit dan sekitarnya perlu kebijakan sesuai manajemen keselamatan dan kesehatan kerja dengan melaksanakan kegiatan pengelolaan dan monitoring limbah rumah sakit sebagai salah satu indikator penting yang perlu diperhatikan.

Rumah sakit sebagai institusi yang sosial ekonominya karena tugasnya memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat tidak terlepas dari tanggung jawab pengelolaan limbah yang ditimbulkan.















 
LIMBAH PABRIK RUMAH SAKIT PERMATA BEKASI

  1. Peraturan  pemerintah  tentang analisis  dampak lingkungan  ( AMDAL )

    Adanya Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 1993 Tentang Analisis Dampak Lingkungan, merupakan suatu terobosan baru yang memungkinkan setiap Rumah Sakit yang terkena wajib AMDAL (Rumah Sakit dengan kapasitas lebih dari 400 tempat tidur) dapat melaksanakan dengan baik. Sedangkan bagi yang tidak wajib AMDAL dapat melaksanakan sesuai dengan situasi dan kondisi Rumah Sakit tetapi masih memenuhi persyaratan sanitasi lingkungan yang baik.


  2. Macam macam limbah  Rumah Sakit Permata Bekasi
Secara garis besar ada 3 (tiga) macam limbah Rumah Sakit yaitu limbah padat (sampah), limbah cair dan limbah klinis :
  1. Limbah Padat
Rumah Sakit dapat dianggap sebagai mata rantai penyebaran penyakit menular karena sampah menjadi tempat tertimbunnya mikro organisme penyakit dan sarang serangga serta tikus. Di samping itu kadang-kadang dapat mengandung bahan kimia beracun dan benda benda tajam yang dapat menimbulkan penyakit atau cidera.
  1. Limbah Cair
Limbah cair Rumah Sakit adalah semua limbah cair yang berasal dari ruangan-ruangan atau unit di Rumah Sakit yang kemungkinan mengandung mikro organisme, bahan kimia beracun dan radio aktif. Proses Pengolahan limbah cair Rumah Sakit secara anaerob dengan pengenceran 50% menunjukkan penurunan parameter BOD terbesar yaitu sebesar 75,91%, COD sebesar 77,37%, dan penurunan bakteri patogen Sahmonella sp dan Vibrio sp, dan sesuai dengan baku mutu lingkungan berlaku.

  1. Limbah klinis
Limbah klinis adalah limbah yang berasal dari pelayanan medis, perawatan gizi, "Veteranary", Farmasi atau sejenis serta limbah yang dihasilkan di Rumah Sakit pada saat dilakukan perawatan/pengobatan atau penelitian. Bentuk limbah klinis antara lain berupa benda tajam, limbah infeksius, jaringan tubuh, limbah cito toksik. limbah Farmasi, limbah kimia, limbah radio  aktif dan limbah plastik.

  1. Dampak  limbah  Rumah Sakit Permata Bekasi terhadap lingkungan sekitar
                                                
    Ketiga limbah di atas secara langsung maupun tidak langsung menimbulkan gangguan kesehatan dan membahayakan bagi pengunjung maupun petugas kesehatan dan juga selain itu berdampak terhadap lingkungan sekitar nya.  Ancaman ini timbul pada saat penanganan, penampungan, pengangkutan dan pemusnahannya. Keadaan ini terjadi karena :
  1. Volume limbah yang dihasilkan melebihi kemampuan pembuangannya.
  2. Beberapa di antara limbah berpotensi menimbulkan bahaya apabila tidak ditangani dengan baik. 
  3. Limbah ini juga akan menimbulkan pencemaran lingkungan bila dibuang
                        sembarangan dan akhirnya membahayakan serta mengganggu kesehatan
                         masyarakat.
  1. Limbah ini jika belum diolah terlebih dahulu dan langsung di buang ke sungai atau laut dapat mengganggu ekosistem perairan.

  1. Dampak limbah Rumah Sakit Permata Bekasi dari segi dampak social ekonomi nya
  1. Kebutuhan hidup dari para pemulung yang sulit dihindarkan
  2. Meningkatnya jumlah para pemulung





IV.              Kesimpulan dan Saran
Kegiatan rumah sakit yang sangat kompleks tidak saja memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitarnya tetapi juga mungkin dampak negatif itu berupa cemaran akibat proses kegiatan maupun limbah yang dibuang tanpa pengelolaan yang benar. Pengelolaan limbah rumah sakit yang tidak baik akan memicu resiko terjadinya kecelakaan kerja dan penularan penyakit dari pasien yang lain maupun dari dan kepada masyarakat pengunjung rumah sakit. Oleh karena itu untuk menjamin keselamatan dan kesehatan tenaga kerja maupun orang lain yang berada dilingkungan rumah sakit dan sekitarnya perlu kebijakan sesuai manajemen keselamatan dan kesehatan kerja dengan melaksanakan kegiatan pengelolaan dan monitoring limbah rumah sakit sebagai salah satu indikator penting yang perlu diperhatikan.
Rumah sakit sebagai institusi yang sosial ekonominya karena tugasnya memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat tidak terlepas dari tanggung jawab pengelolaan limbah yang ditimbulkan.
















                                       



















                                       




Jumat, 27 Maret 2015

Manusia Berbudaya




MANUSIA BERBUDAYA

   A.    Pengertian Manusia Berbudaya
                Kebudayaan pada hakikatnya adalah segala sesuatu yang dihasilkan oleh akal budi manusia. Dari batasan tersebut maka dapat dikatakan bahwa Manusia sebagai makhluk berbudaya adalah makhluk yang senantiasa menggunakan akal budinya untuk menciptakan kebahagiaan. Karena yang membahagiakan hidup manusia itu adalah suatu perbuatan yang baik, benar, dan adil. Maka dapat dikatakan hanya manusia yang selalu berusaha menciptakan kebaikan, kebenaran, dan keadilan sajalah yang berhak menyandang gelar manusia berbudaya.[1][1] Budaya sebagaimana Istilah ini digunakan dalam antropologi ,
tentunya tidaklah berarti pengembangan di bidang seni dan keaggungan sosial. Budaya lebih diartikan sebagai himpunan pengalaman yang dipelajari.[2][2] Setiap kebudayaan adalah sebagian jalan atau arah didalam bertindak dan berpikir, sebab itulah kebudayaan tidak dapat dilepaskan dengan individu dan masyarakat.[3][3] Ciptaan manusia yang dinamakan kebudayaan, sesungguhnya hanya mengubah kenyataan yang telah disediakan oleh alam, baik alam diluar maupun di dalam diri manusia itu sendiri.
                 Manusia berbudaya adalah manusia yang memiliki perilaku dan tingkah laku yang berakal budi yang diwariskan dari generasi ke generasi. Manusia berbudaya juga dapat diartikan sebagai manusia yang dalam kehidupannya berperilakuan baik, bermoral, sopan dan santun terhadap sesama manusia atau mahluk ciptaan tuhan.[4][4] Perilaku manusia berbudaya adalah perilaku yang dijalankan sesuai dengan moral, norma-norma yang berlaku dimasyarakat, sesuai dengan perintah di setiap agama yang diyakini, dan sesuai dengan hukum Negara yang berlaku. Dalam berperilaku, manusia yang berbudaya tidak menjalankan sikap-sikap atau tindakan yang menyinpang dari peraturan-peraturan baik berupa norma- norma yang ada di masyarakat maupun hukum yang berlaku.
Sesuai dengan kedudukannya sebagai makhluk individu, makhluk sosial, dan makhluk ciptaan Tuhan, maka kebaikan, kebenaran, dan keadilan yang diusahakan itu tidak hanya diusahakan semata-mata hanya untuk dirinya sendiri, melainkan juga untuk masyarakat sekitarnya, bahkan juga untuk makhluk lain ciptaan Tuhan.
Seseorang dikatakan berbudaya apabila perilakunya dituntun oleh akal budinya sehingga dapat mendatangkan kebahagiaan bagi diri dan lingkungannya serta tidak bertentangan dengan kehendak Tuhan. Dapat dikatakan dengan “bermanfaat bagi lingkungannya” atau paling tidak “tidak merugikan orang lain”.[5][5] Kebahagiaan memang hak semua orang. Namun, dalam memperoleh kebahagiaan, manusia yang mengaku dirinya sebagai makhluk berbudaya selalu berusaha tidak mengurangi apalagi meniadakan sama sekali kebahagiaan pihak lain. Bahkan pihak lain sedapat mungkin ikut merasakan kebahagiaan itu.

   B.     Karakteristik Manusia Berbudaya
                            Adanya akal dan budi pada manusia, telah menyebabkan adanya perbedaan cara dan pola hidup diantara keduanya. Karena akal dan budi menyebabkan manusia memiliki cara dan pola hidup yang ganda, yaitu: kehidupan kehidupan yang bersifat meterial dan kehidupan yang bersifat spiritual. Akal dan budi sangat berperan dalam usaha menciptakan kedua jenis kehidupan itu. Untuk menciptakan kebahagiaan hidup jasmani, manusia dan akal budinya selalu berusaha menciptakan benda-benda baru sesuai dengan yang diinginkan. Dengan kata lain manusia yang dengan akal dan budinya serta aktivitasnya sangat besar peranannya dalam mewujudkan dan mengembangkan kebudayaan.
                            Akal dan budi manusia yang mengaku manusia berbudaya, pasti akan menolak bila menyaksikan kehidupan yang seperti kehidupan hewan “siapa yang kuat dialah yang menang”. Sebab pada hakikatnya manusia hidup selalu memerlukan pertolongan yang lain. 
                            Dua kekayaan manusia yang paling utama adalah akal dan budi atau yang biasa disebut dengan pikiran dan perasaan. Kalau dilihat dari segi bentuk fisiknya tidak berlebihan jika manusia menyatakan dirinya sebagai makhluk yang termulia diantara makhluk-makhluk lain ciptaan Tuhan. Banyak bukti dapat ditunjukkan sebagai tanda kemuliaan atau keistimewaan manusia diantara makhluk-makhluk lain ciptaaan Tuhan[6][6] , misalnya:
1.      Semua unsur alam termasuk makhluk-makhluk lain, dapat dikuasai dan dimanfaatkan manusia untuk keperluan hidunya
2.      Manusia mampu mengatur perkembangan hidup makhluk lain dan menghindarkannya dari    kepunahan
            3.      Manusia mampu mengusahakan agar apa yang ada di alam ini tidak saling meniadakan.
4.      Manusia mampu mengubah apa yang ada di alam yang secara alamiah tidak bermanfaat menjadi bermanfaat.
5.      Manusia memiliki kreativitas sehingga dapat menciptaka benda-benda yang diperlukan dengan bentuk dan model  sesuai dengan keinginannya.
6.      Manusia memiliki rasa indah dan kerenanya mampu menciptakan benda-benda seni yang dapat menambah kenikmatan hidup rohaninya.
7.      Manusia memiliki alat untuk berkomunikasi dengan sesamanya yang disebut bahasa, yang memungkinkan mereka untuk saling bertukar informasi.
8.      Manusia memiliki sarana pengatur kehidupanbersama yang disebut sopan santun, yang dapat menciptakan kehidupan bersama yang tertib dan saling menghargai.
            9.      Manusia memiliki ilmu pengetahuan yang dapat membuat kehidupan makin berkembang
10.  Manusia memiliki pasanagan hidup antar sesama demi kesejahteraan hidupnya di dunia, selain itu juga mengatur “pergaulannya” dengan Sang Pencipta demi kebahagiaan hidupnya di akhirat kelak.
                            Hampir semua tindakan manusia adalah kebudayaan. Karena yang tidak perlu dibiasakan dengan cara belajar, misalnya tindakan atas dasar naluri(instink), gerak reflek. Manusia yang mempunyai jiwa, mempunyai pula kebudayaan. Hewan yang tidak mempunyai jiwa, tidak pula mempunyai kebudayaan..
Kita akan lebih mengetahui kerakteristik manusia berbudaya dengan membandingkan makhluk yang berkebudayaan dengan makhluk yang memiliki hayat tetapi tidak bekebudayaan yaitu antara manusia dan hewan.


Ada 7 pokok perbedaan antara Manusia dan Hewan[7][7]
1.      Sebagian besar kelakuan manusia dikuasai oleh akalnya, sedangkan pada hewan oleh nalurinya. Dengan akalnya menusia menguasai alam sehingga bisa hidup dimanapun sedangkan hewan hanya pada tempat tertentu saja.
2.      Sebagian besar kehidupan manusia dapat berlangsung dengan bantuan peralatan sebagai hasil kerja akalnya. Alat untuk perlengkapan itu merupakan penyambung akal tersebut. Secara fisik manusia lebih lemah daripada hewan, oleh karena itu dengan akalnya ia menciptakan peralatan untuk mempertahankan diri dari kehidupannya.
3.      Sebagian besar perilaku manusia didapat dan dibiasakan melalui proses belajar, sedangkan hewan melalui proses nalurinya.
4.      Manusia mempunyai bahasa, baik lisan maupun tulisan. Bahasa adalah alat komunikasi antar manusia yang sangat penting untuk menunjang proses belajar, untuk itu bahasa merupakan hal penting yang mendorong kepada perkembangan kebudayaan.
5.      Pengetahuan manusia bersifat “terus bertambah”. Sifat ini disebabkan masyarakatnya yang berkembang dan telah memiliki sistem pembagian kerja.
6.      Sestem pembagian kerja manusia jauh lebih kompleks daripada masyarakat hewan. Pembagian kerja manusia didasarkan atas perhitungan akal dan kepentingannya. Sehingga bidang pekerjaan tertentu ditangani oleh golongan orang tertentu pula, yang ahli di bidang tertentu.
           7.      Manusia sangat beraneka ragam, sedangkan hewan tetap saja.

      C.     Pentingnya Memahami Konsep Manusia Berbudaya
                            Dengan memahami konsep manusia berbudaya maka manusia dapat memperluas pandangan tentang masalah kemanusiaan dan budaya, serta lebih tanggung jawab terhadap masalah-masalah tersebut. Manusia juga dapat lebih peka terhadap nilai-nilai hidup yang ada dalam masyarakat, saling menghormati, serta simpati pada nilai-nilai yang ada pada masyarakat.
                            Pentingnya memahami konsep manusia berbudaya juga agar manusia dapat mengembangkan daya kritis terhadap persoalan kemanusiaan dan daya kebudayaan. Menambah kemampuan untuk menanggapi masalah nilai-nilai budaya dalam masyarakat Indonesia dan dunia tanpa terikat oleh disiplin, mampu memenuhi tuntutan masyarakat yang sedang membangun.
                            Dalam usaha manusia menemukan nilai-nilai yang sesuai dengan kedudukan sebagai makhluk berbudaya, baik sebagai makhluk individu, makhluk sosial maupun makhluk ciptaan Tuhan. Dua kekayaan manusia yang membedakan antara manusia dengan makhluk lain ialah akal dan budi, memungkinkan munculnya cipta (Kemampuan berpikir yang menimbulkan ilmu pengetahuan), rasa(karya seni/ kesenian), dan karsa (Kehendak untuk hidup sempurna, mulia dan bahagia yang menimbulkan kehidupan beragama dan kesusilaan) pada diri setiap manusia. Karena akal dan budi ini lahirlah cara dan pola hidup manusia yang berbeda dengan cara dan pola hidup makhluk lain.
                            Disisi lain dengan memahami pentingnya konsep manusia berbudaya maka diharapkan semua masalah dapat diselesaikan secara manusiawi, dengan pengertian tidak sampai menimbulkan kerugian bagi semua pihak yang terlibat. Jangan sampai masing-masing pihak hanya memandang masalah itu dari segi kepentingannya sendiri, melainkan juga memikirkan kepentingan pihal lain. Sehingga menjadikan manusia yang lebih berbudaya dan manusiawi.[8][8]
            Langkah pertama yang harus dilakukan bagi yang berniat menjadi manusia yang  berbudaya, manusia yang sadar akan peranannya sebagai pengemban nilai-nilai moral, ialah manusia yang selalu berusaha memperhatikan dengan sungguh-sungguh pentingnya akal dan budi dan menerapannya. Harus melatih diri mengekang dan mengendalikan hawa nafsu dan berusaha membatasi keinginan dalam segala segi. Tidak akan menginginkan sesuatu yang berlebihan kepada keadaan yang ada di atas kita dan mau ikhlas melihat yang ada di bawah, merupakan suatu latihan yang baik untuk memperhalus akal dan budi. [9][9]


[1][1] Widaghdo, Djoko, Ilmu Budaya Dasar, cet.4, Bumi Aksara, Jakarta, 1994, hal.24
[2][2] Keesing, roger.AntropologiBudaya, Erlangga. Jakarta.1992Hal68
[3][3] Prasetya, joko Tri, Ilmu Budaya Dasar, Rineka Cipta, Jakarta, 1991, hal.37
[4][4] http://mediaamirulindonesia.blogspot.com/2011/03/manusia-berbudaya.html .
[5][5] Widaghdo, Djoko, Ilmu Budaya Dasar, cet.4, Bumi Aksara, Jakarta, 1994, hal.25
[6][6] Widaghdo, Djoko, Ilmu Budaya Dasar, cet.4, Bumi Aksara, Jakarta, 1994, hal.32-33
[7][7] Widaghdo, Djoko, Ilmu Budaya Dasar, cet.4, Bumi Aksara, Jakarta, 1994, hal.22-23
[8][8] Widaghdo, Djoko, Ilmu Budaya Dasar, cet.4, Bumi Aksara, Jakarta, 1994, hal.17
[9][9] Widaghdo, Djoko, Ilmu Budaya Dasar, cet.4, Bumi Aksara, Jakarta, 1994, hal.31