Latar Belakang
Dunia
otomotif di Indonesia berkembang dengan pesat, dimana kebutuhan akan
kendaraan khususnya mobil sudah tidak bersifat sekunder lagi melainkan
sudah menjadi kebutuhan primer. Sebagai contoh kebutuhan kendaraan,
dimana setiap manusia pada saat ini membutuhkan kendaraan untuk
melakukan berbagai aktifitasnya sehari-hari. Pertama kali otomotif
ditemukan pada tahun 1876 dimana penemu pertamanya Nicolaus August Otto
menemukan cara membuat mesin motor di Jerman, dan pada saat itu
perkembangan dunia otomotif berkembang pesat, dengan berbagai merek dan
jenis mobil salah satu merek mobil yang pertama kali merek Mercedes Benz
yang didirikan oleh Karl-Benz pada tahun 1886 dan setelah itu pada
pertengahan tahun 1910 hingga tahun 1920 an banyak jenis dan merek mobil
dari berbagai negara, salah satunya Amerika, mobil buatan Amerika mampu
bersaing dengan mobil buatan Jerman di pasar otomotif.
Pada
tahun 1870 an salah satu negara Asia yaitu Jepang mendirikan pabrik
mobil yang bermerek Mitsubishi. Yang didirikan oleh Yataro Iwasaki.
Mobil pabrikan Mitsubishi ini terus meningkatkan produksinya hingga
mencapai puncaknya pada tahun 1954 an hingga sekarang sangat diminati
oleh seluruh masyarakat. Negara Jepang memang pusat otomotif yang sangat
pesat selain Mitsubshi Jepang juga mendirikan pabrik mobil bermerek
Toyota. Yang didirikan oleh Kichiro Toyota pada tahun 1930 an.
Sudah
banyak sekali mobil-mobil yang dibuat oleh Toyota dan Mitsubshi bahkan
dua merek mobil tersebut menjadi viral di pemasaran, tiap tahun dua
merek mobil ini saling bersaing untuk menarik semua konsumen-konsumen
nya. Salah satu mobil buatan terbaru Toyota yakni Toyota Fortuner yang
sangat diminati oleh konsumen otomotif, tidak mau kalah dengan Toyota,
Mitsubishi pun mengeluarkan mobil yang tidak kalah gaharnya dengan
Toyota Fortuner.
Setelah
lebih dari satu dekade Toyota menguasai pasar SUV medium dengan Toyota
Fortuner sebagai ujung tombaknya, akhirnya mendapatkan perlawanan sengit
dari generasi terbaru All New Fortuner. SUV andalan Mitsubishi itu
dibekali amunisi teknologi mesin, dan racikan desain eksterior dan
interior memikat untuk mengadang laju pertumbuhan penjualan Fortuner di
Indonesia.
Harga
|
pajero
Rp 623 juta *
|
fortuner
Rp 640,2 juta *
| ||
User Rating
| N/A | N/A | ||
jenis kendaraan
|
SUV
|
SUV
| ||
Jenis Bahan Bakar
| Diesel | Diesel | ||
Mesin
| 2442 cc | 2393 cc | ||
Kekuatan
| 179 hp bhp | 148 hp bhp | ||
Konsumsi BBM
| kmpl | kmpl | ||
Torsi
| 430 Nm | 401 Nm | ||
Warna yang Tersedia
|
Adapun perbandingan dari Toyota Fortuner dan Mitsubishi Pajero Sport baik dari segi desain, fitur, performa, dan pengendalian
Desain
Dari segi eksterior, Mitsubishi Pajero
Sport menggunakan bahasa desain lebih agresif berkat bahasa desain
Dynamic Shield memiliki tampilan yang lebih agresif ketimbang Toyota
Fortuner. Pada Fortuner, bahasa desain ‘Keen Look’ tetap menjadi basis.
Sama seperti Pajero Sport, Fortuner juga menggunakan bahasa desain
global. Pada Fortuner, lampu utamanya kini lebih menyipit namun
menyuguhkan teknologi yang pertama kali digunakan di kelasnya yaitu
Bi-LED, yang berarti Fortuner memiliki lampu jauh dan lampu dekat dalam
satu proyektor lampu dengan teknologi LED. Sementara Pajero Sport
desainnya juga menyipit tapi hanya satu lampu LED saja. Tapi Pajero
Sport memiliki headlamp washer untuk membersihkan lampu depan sedangkan
Fortuner tidak ada.
Keduanya
memiliki Daytime Running Lights (DRL) yang terintegrasi layaknya SUV
premium. Perbedaannya, ada di sektor buritan jika Pajero Sport memiliki
signature berupa lampu belakang yang unik jika dibandingkan dengan
Fortuner.
Beralih
ke sektor interior. Interior Fortuner terbaru lebih mewah jika
dibandingkan dengan Pajero Sport. Dashboard Pajero Sport didominasi oleh
plastik keras sehingga terkesan murah. Fortuner menggunakan material
padded yang lebih lembut. Ini yang tidak ada pada Pajero Sport di semua
tipenya.
Keduanya
sudah memberikan jok berlapis kulit untuk tipe VRZ dan Dakar. Selain
itu keduanya telah memiliki fitur pengaturan jok elektrik di
masing-masing kursi pengemudi. Pajero Sport menawarkan sunroof, tetapi
Fortuner tidak.
Eksterior
Bagi mayoritas konsumen Fortuner dan Pajero Sport, mungkin akan
mengamini bahwa keduanya punya desain dan gaya yang jauh membaik
dibandingkan generasi sebelumnya, tapi harus diakui, Fortuner lebih main
aman daripada Pajero Sport. Maksudnya adalah, desain Fortuner tidak
punya elemen yang kelewat nyeleneh yang bisa bikin konsumen sangat suka
atau malah sangat benci. Kebiasaan Toyota memang, rata-rata desain
barunya harus bisa main aman (kecuali Sienta).
Bahkan tarikan garis yang menonjol di sisi sampingnya itu masih
tergolong desain yang menarik tapi masih aman, karena tidak begitu
merusak penampilan keseluruhan. Di lain sisi, Mitsubishi mendesain
Pajero Sport dengan… Entahlah, sebenarnya kesan futuristiknya sangat
berhasil dicuatkan, terutama di mukanya. Kebanyakan chrome?
Memang, tapi kalau melihat mobil ini langsung, bakal sepakat kalau muka
depannya memang ganteng, bisa menandingi mukanya Fortuner. Terima kasih
kepada muka dengan desain Dynamic Shield baru Mitsubishi.
Tapi kalau sudah melihat belakangnya, siapkan tisu. Lihatlah desain
lampu remnya yang bagaikan “Air Mata Elif” itu. Tidak semua orang suka
bagian ini, karena memang bukan desain yang bisa diterima seketika
dengan mudah. Bukan tidak mungkin orang yang terjebak kemacetan persis
di belakang Pajero Sport baru bakal ngedumel melihat bagian belakangnya.
Tapi jika anda suka dengan desain ini, maka tidak ada masalah sama
sekali. Overall, tetap saja keduanya membaik dibanding pendahulunya.
Lalu kalau fitur di luarnya bagaimana? Persaingannya ketat, contohnya di
bagian depan. Fortuner SRZ dan VRZ punya lampu Bi-LED untuk lampu dekat
dan jauh, sementara Pajero Sport hanya untuk satu mode saja lampu
LED-nya. Bagi pecinta kebersihan lampu mungkin akan memilih Pajero Sport
Dakar, karena sudah punya headlamp washer bawaan, bisa membersihkan lampu depan dengan kekuatan mencuci 10 tangan 20 kaki. Setidaknya, keduanya sudah punya foglamp dan LED DRL.
Keduanya sama-sama punya pelek 18 inci di varian SRZ, VRZ dan Dakar, sama-sama two tone juga
meski beda model. Pilihan ban Fortuner waktu diluncurkan adalah Dunlop
dan Bridgestone, sementara Pajero Sport adalah Dunlop dan Toyo. Dari
sektor kaki-kaki, Pajero Sport Dakar menang di rem cakram belakang,
sementara Fortuner masih teromol di varian mana pun. Akan tetapi,
suspensi belakang Fortuner pakai 4-link sementara Pajero Sport 3-link.
Spion keduanya sama-sama punya lampu sein, tapi hanya Fortuner yang punya lampu welcome light di tipe tertentu. Keyless entry? Fortuner dan Pajero Sport punya hal itu. Sama halnya dengan roof rail, lampu belakang LED, sensor parkir, side step dan
kamera parkir, baik Fortuner VRZ dan Pajero Sport Dakar punya juga
hal-hal tadi. Akan tetapi, Pajero Sport Dakar menang atas sebuah sunroof,
sementara Fortuner atapnya polos tanpa noda dan dosa. Yah, setidaknya
Fortuner bisa bangga dengan cover ban serep kolongnya karena Pajero
Sport tidak punya.
Interior
Kembali, Pajero Sport mau tidak mau harus mengakui kalau Fortuner punya desain dan finishing yang
melebihi dirinya. Meski mirip dengan Kijang Innova dan Hilux, kami akui
desain interior Fortuner sekarang membaik dari sebelumnya, itu belum
termasuk lapisan kulit di beberapa sektor yang masih terlihat mata yang
mengangkat kesan mewah. Panel kayu di sekitar tuas transmisinya juga
bagus dan tidak terlihat murahan, tapi tetap saja ada plastik keras di
beberapa bagian.
Sebaliknya, desain interior Pajero Sport tidak terlalu atraktif
dibandingkan Fortuner. Kesan standar, biasa dan konvensional sangat
tepat diutarakan untuk menggambarkan bagian dalamnya. Plastik-plastik
keras pun sangat dominan, jauh lebih banyak plastik pada Pajero Sport
daripada Fortuner, tidak termasuk panel kayu yang terkesan kuno dan
murahan pada Pajero Sport Dakar. Anehnya, pada Pajero Sport Exceed,
panel piano black-nya malah terkesan lebih mewah.
Sisi baiknya, baik Fortuner maupun Pajero Sport punya bulit quality jempolan, jok kulit dengan pengaturan elektrik untuk pengemudi (di tipe VRZ dan Dakar), tilt & telescopic steering,
MID, kamera parkir, navigasi, dan AC otomatis. Hanya saja AC otomatis
pada Fortuner VRZ dikemas dengan bentuk yang lebih mewah daripada milik
Pajero Sport, karena milik Pajero Sport desainnya mirip sekali dengan city car Mitsubishi Mirage. Desain panel instrumen dan head unit Fortuner juga lebih berkelas daripada Pajero Sport.
Tapi sekarang saatnya Pajero Sport bersinar, karena di tipe Dakar, sudah
ada rem parkir elektrik dan transmisi otomatis 8 percepatan, kelihatan
lebih menggiurkan daripada rem tangan mekanik dan transmisi 6 percepatan
otomatis milik Fortuner. Berikutnya, Pajero Sport Dakar punya sunroof,
berguna untuk hiburan saat tamasya dan menunjang penampilan mobil 500
jutaan, sementara Fortuner tidak. Yang bisa diandalkan Fortuner untuk
membalasnya adalah pilihan mode berkendara antara ECO dan PWR serta cooling box yang tak ada di Pajero Sport.
Sebagai penumpang bangku baris kedua, ada cara berbeda yang ditunjukkan
Fortuner dan Pajero Sport untuk memanjakan penghuni baris itu. Fortuner
lebih mementingkan fasilitas, maka dari itu Fortuner VRZ memiliki roof monitor – meskipun monitornya jelek – untuk penumpang belakang, pengait untuk gantungan, power outlet 12V dan mekanisme sliding di
jok baris kedua. Jika ditanya soal ini, Pajero Sport hanya bisa gigit
jari, karena itu semua tidak ia miliki, bahkan di tipe Dakar sekalipun.
Lalu, apa yang menjadi kelebihan Pajero Sport di baris kedua dibanding
Fortuner? Dengan sangat yakin kami bisa menjawab : ruang. Baik ruang
kaki maupun ruang kepala Pajero Sport punya kelegaan yang melebihi
Fortuner, terlepas dari absennya fasilitas sliding yang berguna jika penumpang baris ketiga minta legroom lebih.
Bergerak di kabin Pajero Sport rasanya lebih mudah daripada di kabin
Fortuner. Fitur yang sama untuk keduanya adalah akses one touch tumble untuk baris ketiga, armrestbelakang dengan cup holder serta ventilasi berikut kontrol AC di bagian atap.
Tidak banyak yang bisa diceritakan di bangku baris ketiga kedua mobil
ini. Di bagian tersebut, keduanya memiliki ventilasi AC, sabuk pengaman,
tempat penyimpanan serta power outlet 12
V. Yang bisa ditunjukkan adalah ruang baris ketiga Pajero Sport kembali
berjaya atas kelegaannya dibandingkan Fortuner. Jika saya yang punya
tinggi 178 cm kepala dan kakinya mentok di Fortuner, maka kepala dan
kaki saya masih punya ruang di Pajero Sport. Biarpun begitu, duduk di
baris ketiga tetap bukan pilihan yang nyaman sekali di kedua mobil ini.
Bagasi kedua mobil ini nyaris identik, dan keduanya punya metode
pelipatan bagasi yang berbeda. Fortuner memilih bangku baris ketiga yang
bisa dilipat menyamping seperti Kijang Innova, dan Pajero Sport memilih
bangku baris ketiga yang bisa dilipat rata lantai dengan bagasi.
Pelipatan keduanya masih tergolong mudah, dan untuk bangku baris
keduanya hanya bisa dilipat ke depan saja secara sederhana. Di sini,
Fortuner menang fitur bagasi karena pintu bagasinya sudah elektrik
sementara Pajero masih pakai otot, tapi kembali Fortuner harus mengakui
kalau ruang yang dimiliki Pajero Sport lebih lega, termasuk di bagasi.
Fitur keselamatan kedua mobil ini pun bersaing. Fortuner G dan VRZ punya
3 airbags, lebih banyak daripada Pajero Sport yang hanya 2 di tipe
manapun. Meski demikian, fitur keselamatan aktif Pajero Sport Dakar
tidak buruk dengan adanya hill start assist, stability control, traction control dan lain sebagainya. Yang Dakar ya, bukan yang Exceed.
Sekilas untuk penumpang sudah kelihatan kesimpulan singkatnya, jika mau
yang sajian fiturnya lengkap, ada di Fortuner VRZ, tapi kalau tidak mau
sempit-sempitan dan fitur keselamatan aktifnya tersedia dengan layak,
Pajero Sport Dakar adalah pilihan bijak.
Mesin
Mesin diesel milik Fortuner baru kini juga baru, berspesifikasi 2.400 cc
4 silinder turbo yang sama dengan Kijang Innova. Karena harus
menanggung beban hidup yang lebih berat dari Kijang Innova, maka dari
itu tenaga dan torsi mesin ini dinaikkan saat dipasang di Fortuner,
mencapai 149 PS dan 400,1 Nm. Dibandingkan dengan mesin Pajero Sport
Exceed, jelas Fortuner menang, karena mesin 2.500 cc 4 siliner turbo
diesel Pajero Sport Exceed hanya mampu 136 PS dan 324 Nm saja. Apalagi
soal transmisi, Fortuner punya 6 percepatan sementara Pajero Sport
Exceed hanya 5 percepatan
.
Tapi itu semua berubah saat Pajero Sport Dakar baru menyerang. Mesin
baru milik Pajero Sport Dakar bisa membuat Fortuner terkesan lemah
syahwat, karena meski spesifikasinya sama seperti Fortuner, 2.400 cc 4
silinder turbo diesel, tenaganya bisa mencapai 181 PS dan torsinya 430
Nm. Jangankan mesin, transmisi Pajero Sport Dakar yang 8 percepatan pun
membuat transmisi 6 percepatan Fortuner seolah biasa saja.
Fitur
Dimulai
dari fitur hiburan. Di sini Fortuner lebih unggul karena memiliki layar
sentuh yang lebih besar yaitu 8 inci, sementara Pajero Sport hanya 6,5
inci. Milik Fortuner lebih canggih dengan menawarkan konektivitas yang
lengkap seperti USB, Bluetooth, HDMI hingga kamera parkir, mirroring,
koneksi internet dan juga navigasi. Sementara milik Pajero Sport hanya
tidak bisa mirroring dan internet. Fortuner juga menempelkan layar
monitor 12 inci yang dapat memutar film melalui head unit.
Selain
hiburan, fitur yang dimiliki oleh kedua SUV ini juga tergolong canggih.
Pajero Sport sudah dilengkapi dengan rem parkir elektrik di mana
Fortuner masih mengandalkan tuas model lama. Tapi Fortuner memiliki
kelebihan di pintu bagasi belakang yang sudah otomatis yang disebutnya
Power Back Door. Fitur ini memudahkan ketika harus membuka tutup pintu
bagasi yang tergolong tinggi dan juga berat. Nah, Pajero Sport tidak
memiliki fitur ini, Anda masih harus buka tutup bagasi secara manual.
Lain
lagi di sektor pendingin ruangan, Pajero Sport sudah mengadopsi AC
digital dual zone climate control sebagai kelengkapan standar di seluruh
varian Pajero Sport, sedangkan Fortuner sudah digital namun tidak dual
zone. Untuk lingkar kemudi keduanya juga telah memiliki fitur audio
steering switch yang memudahkan pengemudi untuk mengatur pilihan audio,
Performa
Mitsubishi
Pajero Sport menang dari segi performa . Memang Fortuner terbaru sudah
mengadopsi mesin baru yaitu 1GD berkapasitas 2,4 liter dengan VNT dan
intercooler, dan bertenaga 147 hp dengan torsi 400 Nm. Pajero Sport juga
mengusung mesin baru 4N51 berkapasitas 2,4 liter dengan VGT, bertenaga
178 hp dengan torsi 430 Nm. Sama-sama mengusung mesin 2.4 liter namun
tenaga dan torsi Pajero Sport masih unggul 31 hp dari Fortuner dan
menjadi yang terbesar di kelasnya sama seperti pendahulunya.
Alhasil
saat diuji akselerasi dari diam hingga 100kpj, Pajero Sport ini meraih
hasil yang jauh lebih baik yaitu 11,3 detik, unggul 3,2 detik dari
Fortuner yang meraih hasil 14,5 detik di jalur yang sama. Pajero Sport
menggunakan transmisi otomatis 8 percepatan, sementara Fortuner yang
masih mengandalkan 6-percepatan. Saat diuji efisiensi bahan bakar,
Pajero Sport juga berhasil mengungguli Fortuner dengan mencatat konsumsi
bahan bakar kombinasi dalam dan luar kota sebesar 12,6 kpl sementara
Fortuner mencatat hasil sebesar 9,6 kpl. Ini tentu ada andil transmisi 8
percepatan yang digunakannya.
Pajero
Sport juga sudah dilengkapi dengan beragam teknologi pada sistem
pengeremannya, seperti ABS beserta EBD dan juga BA. Juga dilengkapi
dengan piranti cakram di keempat rodanya. Berbeda dengan Fortuner yang
hanya dibekali dengan ABS dan EBD saja tanpa BA serta cakram hanya di
roda depan sedangkan roda belakang mengandalkan tromol. Hasilnya saat
melakukan uji pengereman Pajero Sport dapat melakukan pengereman 80-0
kpj dalam waktu 2,44 detik dengan jarak 19,81 meter. Sedangkan Fortuner
baru bisa berhenti total dalam waktu 2,47 detik dan jarak 26,82 meter.
Pengendalian
Satu
yang membuat perbedaan pada Fortuner dan Pajero Sport adalah mode
berkendara. Ya, Toyota membekali Fortuner dengan pilihan mode berkendara
mulai dari Eco, Normal dan Power Mode. Sementara Mitsubishi merasa
Pajero Sport tak perlu ada mode berkendara. Adanya fitur mode berkendara
Eco dan Power Mode pada Fortuner, membuat pengendalian sedikit lebih
menyenangkan. Mode Eco lebih difokuskan saat berkendara di dalam kota
dengan mementingkan efisiensi bahan bakar dan sedikit mengorbankan
performa. Namun saat berkendara di jalan bebas hambatan apalagi saat
harus menaklukan kontur jalan yang menanjak lebih nikmat dengan Power
Mode.
Selebihnya
baik Fortuner dan Pajero Sport sama-sama sudah dibekali dengan paddle
shift yang membuat mengemudi jarak jauh menjadi lebih menyenangkan. Dan
untuk faktor kenyamanan berkendara, Fortuner masih mempertahankan
kenyamanan bagi penumpangnya seperti generasi sebelumnya. Sementara
Pajero Sport pun berbenah dengan membuat generasi terbarunya jauh lebih
nyaman dari sebelumnya. Jika basis konstruksi suspensi yang dimiliki
oleh Pajero Sport generasi sebelumnya serupa dengan yang dimiliki oleh
pickup double cabin Mitsubishi Triton, maka pada generasi terbaru ini,
suspensinya dirancang khusus agar lebih nyaman.
Ditambah
dengan adanya fitur Hill Start Assist dan Active Stability &
Traction Control System yang menjaga kestabilan mobil membuat pengemudi
dapat berkendara dengan percaya diri. Hal ini yang tidak dimiliki oleh
Fortuner. Untuk kenyamanan di baris ketiga, Toyota keduanya sama saja.
Tidak maksimal untuk dipergunakan untuk perjalanan jauh, utamanya bagi
penumpang dewasa.
KESIMPULAN
Mitsubishi Pajero Sport punya harga lebih murah dari Toyota
Fortuner. Fortuner terbaru kalah dalam hal tenaga, dan torsi, namun
unggul dalam hal keselamatan dengan sajian tiga airbag dibanding Pajero
Sport yang hanya dual airbag standar. Fortuner unggul pula dengan fitur
audio lebih baik dan power back door.
Urusan desain, tentu domain pribadi dan tergantung dari selera
masing-masing orang yang melihatnya. Namun, hanya ada satu pemenang
dalam komparasi ini, dan yang terbaik adalah Mitsubishi Pajero Sport.
Alasannya karena memiliki lebih banyak keunggulan produk dari Toyota
Fortuner.
DAFTAR PUSTAKA
-http://www.autocarindonesia.com/auto-features/perbandingan-all-new-pajero-sport-melawan-all-new-fortuner-429904.aspx
- https://id.wikipedia.org/wiki/Mitsubishi
Perbedaan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar