Tugas makalah
Individu, keluarga
dan masyarakat
Di susun oleh :
JASWAN LAURENSIUS
SITEPU
25414606
Kelas: 1IC11
DAFTAR
ISI
Halaman
KATA
PENGANTAR........................................................................................................ . i
DAFTAR
ISI............................................................................................................................ ii
BAB I
PENDAHULUAN…………………………………………………… . . .
1
1.1 Latar Belakang Masalah.................................................................................................... 1
1.2 Rumusan
Masalah................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN………………………………….…………………… 3
BAB III PENUTUP……………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA
…………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Manusia
merupakan makhluk individu. Manusia itu disebut individu apabila pola
tingkah lakunya bersifat spesifik dirinya dan bukan lagi mengikuti pola tingkah
laku umum. Ini berarti bahwa individu adalah seorang manusia yang tidak hanya
memiliki peranan-peranan yang khas didalam lingkungan sosialnya, melainkan juga
mempunyai kepribadian serta pola tingkah laku spesifik dirinya. Kepribadian
suatu individu tidak sertamerta langsung terbentuk, akan tetapi melalui
pertumbuhan sedikit demi sedikit dan melalui proses yang panjang.
Setiap
individu pasti akan mengalami pembentukan karakter atau kepribadian. Dan hal
itu membutuhkan proses yang sangat panjang dan banyak faktor yang
mempengaruhinya terutama lingkungan keluarga. Hal ini disebabkan karena
keluarga adalah kerabat yang paling dekat dan kita lebih banyak meluangkan
waktu dengan keluarga. Setiap keluarga pasti menerapkan suatu aturan atau norma
yang mana norma-norma tersebut pasti akan mempengaruhi dalam pertumbuhan
individu. Bukan hanya dalam lingkup keluarga, tapi dalam lingkup masyarakat pun
terdapat norma-norma yang harus di patuhi dan hal itu juga mempengaruhi
pertumbuhan individu.
Dengan
adanya naluri yang dimiliki suatu individu, dimana ketika dapat melihat
lingkungan di sekitarnya maka secara tidak langsung maka individu akan menilai
hal-hal di sekitarnya apakah hal itu benar atau tidak, dan ketika suatu
individu berada di dalam masyarakat yang memiliki suatu norma-norma
yang berlaku maka ketika norma tersebut di jalankan akan memberikan suatu
pengaruh dalam kepribadian, misalnya suatu individu ada di lingkungan
masyarakat yang disiplin yang menerapkan aturan-aturan yang tegas maka
lama-kelamaan pasti akan mempengaruhi dalam kepribadian sehingga menjadi
kepribadian yang disiplin, begitupun dalam lingkungan keluarga, semisal suatu
individu berada di lingkup keluarga yang religius maka individu tersebut akan
terbawa menjadi pribadi yang religius.
II.2. Rumusan Masalah
1. Jelaskan
definisi pertumbuhan dan faktor – faktor yang mempengaruhi pertumbuhan!
2. Jelaskan
definisi keluarga!
3. Jelaskan
fungsi keluarga!
4. Jelaskan definisi
individu, keluarga dan masyarakat!
5. Jelaskan
golongan-golongan masyarakat!
6. Jelaskan
perbedaan antara kelompok masyarakat industry dengan masyarakat non industri!
7. Jelaskan
hubungan antara keluarga, individu dan masyarakat!
8. Jelaskan
defiinisi urbanisasi dan proses urbanisasi!
BAB II
PEMBAHASAN
II.1 Pertumbuhan dan Perkembangan
Pada
pembahasan konsep mengenai perkembangan individu ini, kami akan merangkaikan
pengertian perkembangan dengan pertumbuhan. Hal ini dikarenakan dua kata
tersebut dalam kedudukannya sebagai pengubah serta pemberi pengaruh terhadap
diri individu tidak dapat dipisahkan keberadaannya. Pertumbuhan adalah
berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah, ukuran atau dimensi
tingkat sel organ maupun individu yang bisa diukur dengan berat, ukuran
panjang, umur tulang dan keseimbangan metabolic/bersifat kuantitatif
(Soetjiningsih,1988). Pertumbuhan dapat juga diartikan sebagai bertambahnya
ukuran dan jumlah sel serta jaringan interselular, berarti bertambahnya ukuran
fisik dan struktur tubuh sebagian atau keseluruhan, sehingga dapat diukur
dengan satuan panjang dan berat.
Perkembangan
adalah bertambah kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih
kompleks dalam pola teratur dan dapat diramalkan sebagai hasil proses
pematangan. Perkembangan menyangkut adanya proses pematangan.sel-sel
tubuh,jaringan tubuh, organ-organ dan sistem organ yang berkembang sedemikian
rupa,sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya termasuk juga emosi,intelektual
dan tingkah laku sebagai hasil iteraksi dengan lingkungan (Soetjiningsih,
1988). Perkembangan (development) juga merupakan suatu proses yang pasti di
alami oleh setiap individu, perkembangan ini adalah proses yang bersifat
kualitatif dan berhubungan dengan kematangan seorang individu yang ditinjau
dari perubahan yang bersifat progresif serta sistematis di dalam diri manusia.
Akhmad Sudrajat : 2008, memberikan definisi bahwa “Perkembangan dapat diartikan
sebagai perubahan yang sistematis, progresif dan berkesinambungan dalam diri
individu sejak lahir hingga akhir hayatnya atau dapat diartikan pula sebagai
perubahan – perubahan yang dialami individu menuju tingkat kedewasaan atau
kematangannya.”
Adapun ciri
– ciri pertumbuhan dan perkembangan yaitu kontinu; ada masa percepatan dan
perlambatan; erkembangan mempunyai pola yang sama untuk semua individu, tetapi
untuk kecepatan berbeda-beda untuk tiap individu, sangat dipengaruhi
lingkungan; perkembangan erat dengan maturasi susunan saraf pusat; dan refleks
primitif hilang sebelum gerakan volunteer tercapai.
Pertumbuhan
adalah suatu proses pertambahan ukuran, volume serta jumlah sel yang ditandai
dengan pertambahan panjang, berat dan tinggi makhluk hidup yang bersifat
irreversibel (tidak dapat kembali ke bentuk semula) dan kuantitatif (dapat
diukur). Perkembangan adalah suatu proses dari organisme muda menuju keadaan
yang lebih dewasa (matang secara seksual sehigga dapat melakukan reproduksi),
serta bersifat kualitatif (tidak dapat diukur).
Berikut ini
contoh yang dapat memperjelas perbedaan antara petumbuhan dan perkembangan.
1. Pertumbuhan
Pertumbuhan
Tanaman mangga yang tumbuh dari tanaman muda yang kecil menjadi tanaman yang
lebih besar dan bercabang rindang. ukurang tinggi, berat dan volume dari batang
dan daun tanaman mangga tadi dapat diukur dengan menggunakan alat ukur yang
ada.
2. Perkembangan
Tanaman mangga yang ketika menjadi tanaman muda tidak menghasilkan bunga dan buah, setelah beberapa tahun ditumbuhkan, dapat menghasilkan bunga dan buah yang bertujuan untuk perkembangbiakan dan reproduksi. Proses ini tidak dapat diukur karena kematangan seksual tanaman mangga tadi dapat berbeda – beda antara satu individu dengan individu lain, tergantung dari faktor yang mempengaruhi.
Tanaman mangga yang ketika menjadi tanaman muda tidak menghasilkan bunga dan buah, setelah beberapa tahun ditumbuhkan, dapat menghasilkan bunga dan buah yang bertujuan untuk perkembangbiakan dan reproduksi. Proses ini tidak dapat diukur karena kematangan seksual tanaman mangga tadi dapat berbeda – beda antara satu individu dengan individu lain, tergantung dari faktor yang mempengaruhi.
Berdasarkam uraian-uraian tersebut,
maka dapat diartikan bahwa pertumbuhan fisiologis/fisik individu tidak ada
artinya bila individu itu tidak mau melakukan proses pembelajaran untuk
memiliki suatu kompetensi, keterampilan atau kemampuan tertentu sebagai bentuk
pengembangan diri.
Ada beberapa
faktor yang mempengaruhi pertumbuhan individu, yaitu:
a) Faktor
Biologis
Semua
manusia normal dan sehat pasti memiliki anggota tubuh yang utuh seperti kepala,
tangan , kaki dan lainya. Hal ini dapat menjelaskan bahwa beberapa persamaan
dalam kepribadian dan perilaku. Namun ada warisan biologis yang bersifat
khusus. Artinya, setiap individu tidak semua ada yang memiliki karakteristik
fisik yang sama.
b) Faktor
Geografis
Setiap
lingkungan fisik yang baik akan membawa kebaikan pula pada penghuninya.
Sehingga menyebabkan hubungan antar individu bisa berjalan dengan baik dan
menimbulkan kepribadian setiap individu yang baik juga. Namun jika lingkungan
fisiknya kurang baik dan tidak adanya hubungan baik dengan individu yang lain,
maka akan tercipta suatu keadaan yang tidak baik pula.
c) Faktor
Kebudayaan Khusus
Perbedaan
kebuadayaan dapat mempengaruhi kepribadian anggotanya. Namun, tidak berarti
semua individu yang ada didalam masyarakat yang memiliki kebudayaan yang sama
juga memiliki kepribadian yang sama juga.
Dari semua
faktor-faktor di atas dan pengaruh dari lingkungan sekitar seperti
keluarga dan masyarakat maka akan memberikan pertumbuhan bagi suatu individu.
Seiring berjalannya waktu, maka terbentuklah individu yang sesuai dan dapat
menyesuaikan dengan lingkungan sekitar.
II.2. KELUARGA
Keluarga
merupakan kesatuan dari orang-orang yang berinteraksi dan berkomunikasi yang
menciptakan peranan-peranan sosial bagi si suami dan istri, ayah dan ibu, putra
dan putri, saudara laki-laki dan saudara perempuan. Peranan-peranan tersebut
dibatasi oleh masyarakat, tetapi masing-masing keluarga diperkuat melalui
sentimen-sentimen yang sebagian merupakan tradisi dan sebagian lagi emosional
yang menghasilkan pengalaman.
Keluarga
adalah pemelihara suatu kebudayaan bersama yang diperoleh pada hakekatnya dari
kebudayaan umum, tetapi dalam suatu masyarakat yang kompleks masing-masing
keluarga mempunyai ciri-ciri yang berlainan dengan keluarga lain. Berbeda
kebudayaan dari setiap keluarga timbul melalui komunikasi anggota-anggota
keluarga yang merupakan gabungan dari pola-pola tingkah laku individu (dalam
Khairudin, 1985).
Pada garis
besarnya keluarga dapat dibagi kedalam dua bentuk besar yaitu keluarga luas
(extended family) dan keluarga Inti (nuclear family). Keluarga luas adalah
satuan keluarga yang meliputi lebih dari satu generasi dan satu lingkungan kaum
keluarga yang lebih luas daripada hanya ayah, ibu dan anak-anak atau dengan
perkataan lain, keluarga luas merupakan keluarga inti ditambah dengan
anggota-anggota keluarga yang lain, atau keluarga yang lebih dari satu
generasi. Sedangkan keluarga inti dapat didefinisikan dengan keluarga atau
kelompok yang terdiri dar atah, ibu dan anak-anak yang belum dewasa atau belum
menikah.
Di Indonesia
sendiri, keluarga telah diatur dalam berbagai peraturan atau undang-undang RI
nomor 10 tahun 1992 mendefinisikan keluarga sebagai berikut : ”Keluarga
merupakan wahana pertama seorang anak mendapatkan pengetahuan dan keterampilan
yang diperlukan bagi kelangsungan hidupnya”.
Sedangkan
menurut SD. Vembrianto dalam “Sosiologi Pendidikan” mengintisarikan tentang
pengertian keluarga ini yaitu : Keluarga merupakan kelompok sosial kecil yang
umumnya terdiri atas ayah, ibu dan anak. Hubungan sosial diantara anggota
keluarga relatif tetap dan didasarkan atas ikatan darah, perkawinan dan atau
adopsi. Hubungan antara anggota keluarga dijiwai oleh suasana efeksi dan rasa
tanggung jawab Fungsi keluarga ialah memelihara, merawat dan melindungi anak
dalam rangka sosialisasinya agar mereka mampu mengendalikan diri dan berjiwa
sosial.
Fungsi Keluarga
Pada
dasarnya keluarga mempunyai fungsi-fungsi pokok yang sulit diubah dan
digantikan oleh orang atau lembaga lain tetapi karena masyarakat sekarang ini
telah mengalami perubahan, tidak menutup kemungkinan sebagian dari fungsi
sosial keluarga tersebut mengalami perubahan. Dalam pelaksanaan fungsi-fungsi
keluarga tersebut akan banyak dipengaruhi oleh ikatan-ikatan dalam keluarga,
hal ini sesuai dengan yang dikatakan MI Solaeman (1978:18) bahwa : “Pada
dasarnya keluarga mempunyai fungsi-fungsi yang pokok, yaitu fungsi-fungsi yang
tidak bisa dirubah dan digantikan oleh orang lain, sedangkan fungsi-fungsi lain
atau fungsi-fungsi sosial relatif lebih mudah berubah atau mengalami
perubahan”.
Mengenal
fungsi keluarga Abu Ahmadi (1991:247) mengemukakan bahwa tugas atau fungsi
keluarga bukan merupakan fungsi yang tunggal tetapi jamak. Secara sederhana
dapat dikemukakan bahwa fungsi kelurga adalah : Menstabilkan situasi keluarga
dalam arti stabilisasi situasi ekonomi keluarga; Mendidik; Pemelihara fisik dan
psikis keluarga, termasuk disini kehidupan religius.
Mengenai
fungsi keluarga, khususnya tanggung jawab orang tua terhadap anaknya Singgih P
Gunarsa (1991:54) mengemukakan sebagai berikut : “Tanggung jawab orang tua
ialah memenuhi kebutuhan-kebutuhan si anak baik dari sudut organis-Psikologis,
antara lain makanan, maupun kebutuhan-kebutuhan psikis seperti
kebutuhan-kebutuhan akan perkembangan, kebutuhan intelektual melalui
pendidikan, kebutuhan rasa dikasihi, dimengerti dan rasa aman melalui perawatan
asuhan ucapan-ucapan dan perlakuan”.
Dari konsep
tersebut diterangkan bahwa diantaranya peran orang tua ini sangat penting
sekali terhadap pemenuhan kebutuhan intelektual bagi anak melalui
pendidikan.Hal ini merupakan tanggung jawab orang tua harus diberikan kepada
anaknya sehingga orang tua ditekankan harus mengerti akan fungsi keluarga dan
tentunya pemahaman tentang pendidikan. Ini harus benar-benar dirasakan oleh
orang tua sampai mampu berkeinginan untuk melanjutkan sekolah anaknya ke yang
lebih tinggi sehingga wawasan dan pemahaman anak bisa lebih luas.
Selain dari
pendapat diatas mengenai fungsi keluarga ini menurut MI Soelaeman mengatakan
sebagai berikut :
Fungsi
Edukatif – Sebagai suatu unsur dari tingkat pusat pendidikan, merupakan
lingkungan pendidikan yang pertama bagi anak. Dalam kedudukn ini, adalah suatu
kewajaran apabila kehidupan keluarga sehari-hari, pada saar-saat tertentu
terjadi situasi pendidikan yang dihayati oleh anak dan diarahkan pada
perbuatan-perbuatan yang sesuai dengan tujuan pendidikan.
Fungsi
Sosialisasi – Melalui interaksi dalam keluarg anak mempelajari pola-pola
tingkahlaku, sikap, keyakinan, cita-cita serta nilai-nilai dalam masyarakat
dalam rangka pengembangan kepribadiannya. Dalam rangka melaksanakan fungsi
sosialisasi ini, keluarga mempunyai kedudukan sebagai penghubung antara anak
dengan kehidupan sosial dan norma-norma sosial yang meliputi penerangan,
penyaringan dan penafsiran ke dalam bahasa yang dimengerti oleh anak.
Fungsi
protektif – Fungsi ini lebih menitik beratkan dan menekankan kepada rasa aman
dan terlindungi apabila anak merasa aman dan terlindungi barulah anak dapat
bebas melakukan penjajagan terhadap lingkungan.
Fungsi
Afeksional – Yang dimaksud dengan fungsi afeksi adaslah adanya hubungan sosial
yang penuh dengan kemesraan dan afeksi. Anak biasanya mempunyai kepekaan
tersendiri akan iklim-iklim emosional yang terdapat dalam keluarga kehangatan
yang terpenting bagi perkembangan keperibadian anak
Fungsi
Religius – Keluarga berkewajiban mmperkenalkan dan mengajak anak serta keluarga
pada kehidupan beragama. Sehingga melalui pengenalan ini diharapkan keluarga
dapat mendidik anak serta anggotanya menjadi manusia yang beragama sesuai dengan
keyakinan keluarga tersebut.
Fungsi
Ekonomis – Fungsi keluarga ini meliputi pencarian nafkah, perencanaan dan
pembelanjaannya. Pelaksanaanya dilakukan oleh dan untuk semua anggota keluarga,
sehingga akan menambah saling mengerti, solidaritas dan tanggung jawab bersama.
Fungsi
Rekreatif – Suasana keluarga yang tentram dan damai diperlukan guna
mengembalikan tenaga yang telah dikeluarkan dalam kehidupan sehari-hari
Fungsi
Biologis – Fungsi ini berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan biologis
keluarga, diantaranya kebutuhan seksuil. Kebutuhan ini berhubungan dengan
pengembangan keturunan atau keinginan untuk mendapatkan keturunan. Selain itu
juga yang termasuk dalam fungsi biologis ini yaitu perlindungan fisik seperti
kesehatan jasmani dan kebutuhan jasmani yaitu dengan terpenuhinya kebutuhan
sandang, pangan dan papan akan mempengaruhi kepada jasmani setiap anggota
keluarga.
Dari uraian
mengenai fungsi-fungsi keluaga diatas, maka jelaslah bahwa fungsi-fungsi ini
semuanya memegang peranan penting dalam keluarga, terutama dalam meningkatkan
kesejahteraan individu yang menjadi anggota keluarganya. Untuk itu dalam
penerapannya hendaknya fungsi-fungsi tersebut berjalan secara seimbang, karena
akan membantu keharmonisan serta kehidupan keluarga. Pelaksanaan fungsi-fungsi
keluarga ini disertai dengan suasana yang baik serta fasilitas yang memadai.
II.3.
Individu, Keluarga, Dan Masyarakat
1) Individu
Individu
berasal dari kata latin individuum yang artinya tidak terbagi. Individu
menekankan penyelidikan kepada kenyataan-kenyataan hidup yang istimewa dan
seberapa mempengaruhi kehidupan manusia (Abu Ahmadi, 1991: 23). Individu bukan
berarti manusia sebagai suatu keseluruhan yang tidak dapat dibagi, melainkan
sebagi kesatuan yang terbatas, yaitu sebagai manusia perseorangan.
Individu
adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan khas di dalam
lingkungan sosialnya,melainkan juga mempunyai kepribadian serta pola tingkah
laku spesifik dirinya. Terdapat tiga aspek yang melekat sebagai persepsi terhadap
individu, yaitu aspek organik jasmaniah, aspek psikis-rohaniah, dan
aspek-sosial yang bila terjadi kegoncangan pada suatu aspek akan membawa akibat
pada aspek yang lainnya. Individu dalam tingkah laku menurut pola pribadinya
ada 3 kemungkinan: pertama menyimpang dari norma kolektif kehilangan
individualitasnya, kedua takluk terhadap kolektif, dan ketiga memengaruhi
masyarakat (Hartomo, 2004: 64).
Individu
tidak akan jelas identitasnya tanpa adanya suatu masyrakat yang menjadi latar
belakang keberadaanya. Individu berusaha mengambil jarak dan memproses dirinya
untuk membentuk perilakunya yang selaras dengan keadaan dan kebiasaan yang
sesuai dengan perilaku yang telah ada pada dirinya.
Manusia
sebagai individu salalu berada di tengah-tengah kelompok individu yang
sekaligus mematangkannya untuk menjadi pribadi yang prosesnya memerlukan
lingkungan yang dapat membentuknya pribadinya. Namun tidak semua lingkungan
menjadi faktor pendukung pembentukan pribadi tetapi ada kalanya menjadi
penghambat proses pembentukan pribadi.
Pengaruh
lingkungan masyarakat terhadap individu dan khususnya terhadap pembentukan
individualitasnya adalah besar, namun sebaliknya individu pun berkemampuan
untuk mempengaruhi masyarakat. Kemampuan individu merupakan hal yang utama
dalam hubungannya dengan manusia.
2) Keluarga
Keluarga
adalah sekelompok orang yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan yang
tinggal bersama dan makan dari satu dapur yang tidak terbatas pada orang-orang
yang mempunyai hubungan darah saja, atau seseorang yang mendiami sebagian atau
seluruh bangunan yang mengurus keperluan hidupnya sendiri. Keluarga berasal
dari bahasa Sansekerta: kula dan warga “kulawarga” yang berarti “anggota”
“kelompok kerabat”. Keluarga adalah lingkungan di mana beberapa orang yang masih
memiliki hubungan darah, bersatu. Keluarga inti ”nuclear family” terdiri dari
ayah, ibu, dan anak-anak mereka.
3) Masyarakat
Dalam bahasa
inggris, masyarakat disebut society. Asal kata socius yang berarti kawan.
Adapun kata masyarakat berasal dari bahasa arab yang berarti berkumpul dan
bekerja sama. Adanya saling berkumpul dan bekerjasama ini karena adanya
bentuk-bentuk aturan hidup yang bukan disebabkan oleh manusia sebagai
perseorangan, melainkan oleh kekuatan lain dalam lingkungan sosial yang
merupakan kesatuan. Dengan menggunakan pikiran, naluri, perasaan, keinginan dsb
manusia memberi reaksi dan melakukan interaksi dengan lingkungannya. Pola
interaksi sosial dihasilkan oleh hubungan dalm suatu masyarakat. Dari
pengertian di atas dapat disimpulkan masyarakat adalah :
· Kumpulan
sekian banyak individu yang terikat oleh satuan adat, hukum dan kehidupan
bersama
· Kesatuan
sosial yang mempunyai hubungan erat
· Kumpulan
individu-individu yang mandiri dan hidup berdampingan dalam waktu yang cukup
lama.
4) Hubungan
Individu, Keluarga Dan Masyarakat
Individu
barulah dikatakan sebagai individu apabila pada perilakunya yang khas dirinya
itu diproyeksikan pada suatu lingkungan sosial yang disebut masyarakat.
Satuan-satuan lingkungan sosial yang mengelilingi individu terdiri dari
keluarga, lembaga, komunitas dan masyarakat.
ü Hubungan
individu dengan keluarga
Individu
memiliki hubungan yang erat dengan keluarga, yaitu dengan ayah, ibu, kakek,
nenek, paman, bibi, kakak, dan adik. Hubungan ini dapat dilandasi oleh nilai,
norma dan aturan yang melekat pada keluarga yang bersangkutan. Dengan
adanya hubungan keluarga ini, individu pada akhirnya memiliki hak dan kewajiban
yang melekat pada dirinya dalam keluarga.
ü Hubungan
individu dengan lembaga
Lembaga
diartikan sebagai sekumpulan norma yang secara terus-menerus dilakukan oleh
manusia karena norma-norma itu memberikan keuntungan bagi mereka.
Individu
memiliki hubungan yang saling mempengaruhi dengan lembaga yang ada disekelilingnya.
Lingkungan pekerjaan dapat membentuk individu dalam membentuk kepribadian.
Keindividuan dalam lingkungan pekerjaan dapat berperan sebagai direktur, ketua
dan sebagainya. Jika individu bekerja, ia akan dipengaruhi oleh lingkungan
pekerjaannya.
ü Hubungan
individu dengan komunitas.
Komunitas
dapat diartikan sebagai satuan kebersamaan hidup sejumlah orang banyak yang
memiliki teritorial terbatas, memiliki kesamaan terhadap menyukai sesuatu hal
dan keorganisasian tata kehidupan bersama. Komunitas mencakup individu,
keluarga dan lembaga yang saling berhubungan secara independen.
ü Hubungan
individu dengan masyarakat
Hubungan
individu dengan masyarakat terletak dalam sikap saling menjungjung hak dan
kewajiban manusia sebagai individu dan manusia sebagai makhluk sosial. Mana
yang menjadi hak individu dan hak masyarakat hendaknya diketahui dengan mendahulukan hak masyarakat daripada
hak individu. Gotong royong adalah hak masyarakat, sedangkan rekreasi dengan
keluarga, hiburan, shopping adalah hak individu yang semestinya lebih
mengutamakan hak masyarakat.
II.4. Urbanisasi
Adalah
perpindahan penduduk dari desa ke kota. Urbanisasi adalah masalah yang cukup serius bagi
kita semua. Persebaran penduduk yang tidak merata antara desa dengan kota akan
menimbulkan berbagai permasalahan kehidupan sosial kemasyarakatan. Jumlah
peningkatan penduduk kota yang signifikan tanpa didukung dan diimbangi dengan
jumlah lapangan pekerjaan, fasilitas umum, aparat penegak hukum, perumahan,
penyediaan pangan, dan lain sebagainya tentu adalah suatu masalah yang harus
segera dicarikan jalan keluarnya.
Berbeda dengan perspektif ilmu kependudukan, definisi Urbanisasi
berarti persentase penduduk yang tinggal di daerah perkotaan. Perpindahan
manusia dari desa ke kota hanya salah satu penyebab urbanisasi. perpindahan itu
sendiri dikategorikan 2 macam, yakni: Migrasi Penduduk dan Mobilitas Penduduk.
Migrasi penduduk adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota yang bertujuan
untuk tinggal menetap di kota. Sedangkan Mobilitas Penduduk berarti perpindahan
penduduk yang hanya bersifat sementara saja atau tidak menetap.
Pengaruh-pengaruh tersebut bisa dalam bentuk sesuatu
yang mendorong, memaksa atau faktor pendorong seseorang untuk urbanisasi,
maupun dalam bentuk yang menarik perhatian atau faktor penarik. Di bawah ini
adalah beberapa atau sebagian contoh yang pada dasarnya dapat menggerakkan
seseorang untuk melakukan urbanisasi perpindahan dari pedesaaan ke perkotaan.
A. Faktor Penarik Terjadinya
Urbanisasi
1.
Kehidupan kota yang lebih modern
2.
Sarana dan prasarana kota lebih lengkap
3.
Banyak lapangan pekerjaan di kota
4.
Pendidikan sekolah dan perguruan tinggi lebih baik dan
berkualitas
B. Faktor Pendorong
Terjadinya Urbanisasi
1.
Lahan pertanian semakin sempit
2.
Merasa tidak cocok dengan budaya tempat asalnya
3.
Menganggur karena tidak banyak lapangan pekerjaan di
desa
4.
Terbatasnya sarana dan prasarana di desa
5.
Diusir dari desa asal
6.
Memiliki impian kuat menjadi orang kaya
C. Keuntungan Urbanisasi
1.
Memoderenisasikan warga desa
2.
Menambah pengetahuan warga desa
3.
Menjalin kerja sama yang baik antarwarga suatu daerah
4.
Mengimbangi masyarakat kota dengan masyarakat desa
D. Akibat urbanisasi
1.
Terbentuknya suburb tempat-tempat pemukiman
baru dipinggiran kota
2.
Makin meningkatnya tuna karya (orang-orang yang tidak
mempunyai pekerjaan tetap)
3.
Masalah perumahan yg sempit dan tidak memenuhi
persyaratan kesehatan
4.
Lingkungan hidup tidak sehat, timbulkan kerawanan
sosial dan kriminal
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim. 2012. KELUARGA
DAN FUNGSI KELUARGA. Dapat diakses melalui http://unsilster.com/2012/04/pengertian-keluarga-dan-fungsi-keluarga/. Pada tanggal 21 Oktober 2012.
Anonim. 2012. KONSEP
PERKEMBANGAN INDIVIDU. Dapat di akses melalui http://www.anakluarbiasa.com/ArtikelAnakLuarBiasa/Detail/85/KONSEP-PERKEMBANGAN-INDIVIDU.html. Pada tanggal 21 Oktober 2012.
Ito. 2012. PENGERTIAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN.
Dapat di akses melalui http://itobm.wordpress.com/2010/08/31/pengertian-pertumbuhan-perkembangan/. Pada tanggal 21 Oktober 2012.
Jamaluddin Iqbal. 2010. PERTUMBUHAN INDIVIDU. Dapat diakses melalui http://bulletin-it.blogspot.com/2010/10/pertumbuhan-individu.html. Pada tanggal 21 Oktober 2012.
Soelaeman,
M. Munandar. 2004. Ilmu Sosial Dasar
Teori dan Konsep Ilmu Sosial. Refika Aditama. Bandung.
Wahyu, Ramdani, M.Ag.,M.Si. 2007. ISD (Ilmu Sosial Dasar). Pustaka Setia.
Bandung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar